Kongres Nasional PSI

Kaesang Pangarep Menangis setelah Kembali Terpilih Menjadi Ketua Umum Partai Gajah PSI

Gibran kembali dipilih para kader untuk memimpin partai gajah tersebut untuk lima tahun ke depan

Editor: Joseph Wesly
(TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari)
KAESANG KEMBALI TERPILIH- Kaesang Pangarep menangis setelah kembali terpilih menjadi Ketum PSI di Kongres Nasional PSI di Graha Saba Solo, Sabtu (19/7/2025). Dalam kongres ini, Jokowi juga resmi menjadi kader gajah sebutan baru PSI. (TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari) 

TRIBUN TANGERANG.COM, SOLO- Kaesang Pangarep kembali terpilih menjadi ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) periode 2025–2030.

Gibran kembali dipilih para kader untuk memimpin partai gajah tersebut untuk lima tahun ke depan.

Mendapat dukungan penuh dari para kader, Kaesang Pangarep terharu.

Dia terlihat menangis setelah mendapatkan dukungan langsung dari sang ayah, Jokowi yang hadir di kongres tersebut.

Putra bungsu Jokowi itu memenangi kotentasi itu  setelah mengalahkan dua orang lawannya.

Dia pun mendapat mandat untuk kembali pemimpin partai yang kini berlogo gajah tersebut.

Sebelumnya diketahui PSI adalah partai dengan lambang bunga mawar putih.

Kaesang sepertinya masih dipercaya penuh oleh para kader karena mampu memenangkan pemilihan dengan jumlah suara mutlak.

Kaesang bahkan mampu meraup suara para kader PSI sebesar 65, 28 persen.

Baca juga: Jokowi Absen di Acara Pemilihan Ketum PSI, Datang Sore Hari Beri Wejangan untuk Kader Partai Gajah

Pemilihan dilakukan melalui mekanisme e-voting sehingga kongres bisa dipastikan berjalan dengan transparan dan jujur.

"Selamat kepada pemenang, Mas Kaesang, yang memperoleh suara 65,28 persen," kata Ketua Steering Committee PSI Andy Budiman, dalam Kongres PSI di Graha Saba Buana, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (19/7/2025).

Kaesang, yang merupakan calon ketua umum (caketum) nomor urut 2, meraih 65,28 persen suara atau sebanyak 102.868 suara.

Sementara itu, caketum nomor urut 1, Ronald A Sinaga atau yang dikenal dengan Bro Ron, memperoleh dukungan sebesar 22,23 persen.

"Menetapkan saudara Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat PSI periode 2025-2030 dengan perolehan suara 65,28 persen atau 102.868," ujar dia.

Baca juga: 600 Anggota PSI Sukoharjo Dipastikan Hadiri Kongres demi Sambut Jokowi, 12 Bus Disiapkan

Dalam pemilihan ini, terdapat tiga kandidat yang bersaing untuk memperebutkan posisi Ketua Umum PSI.

Proses pemungutan suara dilakukan secara virtual, mencerminkan semangat partai dalam mengedepankan transparansi dan partisipasi digital.

Voting Berjalan Transparan

Kaesang Pangarep terpilih lagi menjadi Ketua Umum (Ketum) PSI. 

Ini dari hasil pemilu raya yang digelar PSI di Solo. 

Kemenangan Kaesang ini disebut minim rekayasa. 

Pakar IT Muhammad Salahudien mengklaim sistem e-vote yang digunakan dalam pemilihan ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bisa mencegah kecurangan.

PSI menggunakan token sekali pakai agar tiap kader bisa menggunakan hak pilihnya.

“Waktu pemilihannya cukup lama satu minggu. Di dalam proses saya akan memilih hanya terjadi dalam hitungan detik. Dia akan tekan tombol di aplikasi. Dia akan mendapatkan token yang hanya bisa sekali pakai. Begitu sudah dimasukkan langsung memilih kode tersebut void sudah tidak bisa memilih lagi,” ungkapnya saat jumpa pers di Graha Saba Buana.

Terdapat 3 Calon Ketua Umum yang telah resmi menjadi calon ketua umum di antaranya petahana Ketum PSI Kaesang Pangarep, Influencer Ronald A. Sinaga atau Bro Ron, dan Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) Agus Mulyono Herlambang.

Tiap anggota yang telah terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) dapat menyalurkan hak pilihnya 12-18 Juli 2025.

Semua proses dilangsungkan secara online.

Salahudien mengklaim sistem ini justru meminimalisasi rekayasa dibanding dengan sistem konvensional.

Di setiap tahapan mulai dari pemungutan, tabulasi, hingga rekapitulasi rawan terjadi rekayasa.

“Rekayasa terhadap hasil pencatatan pemungutan suara, rekayasa tabulasi hanya bisa terjadi pada saat kita menggunakan sistem konvensional. Sistem elektronik tidak ada pengumpulan suara, tabulasi,” jelasnya.

Pihaknya juga menyiapkan langkah mitigasi jika ada gangguan yang dilakukan pihak luar.

Berbagai kemungkinan gangguan telah diujicobakan dan dipastikan aman dari gangguan.

“Kalau ada orang lain yang membajak akunnya, tetap tidak bisa memilih lagi. Tentu akan melapor dan ada proses mitigasi kalau ada compromise semacam itu. Itu semua sudah diujicobakan dalam desain sistem. Sistem memiliki proteksi untuk mencegah. Menerbitkan token dalam jeda waktu yang sangat sempit,” tuturnya.

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved