Hasil Pembicaraan Kemenlu dengan Satria Arta Kumbara, Tentara Bayaran Rusia yang Minta Dipulangkan
Padahal dia sebelumnya memberikan komentar yang cukup pedas setelah kewarganegaraanya dicabut
TRIBUN TANGERANG.COM, JAKARTA- Kementerian Luar Negeri ternyata bergerak cepat memantau situasi Satria Arta Kumbara yang saat ini menjadi tentara bayaran Rusia.
Diketahui Satria kini berbalik arah dan berharap kepada Presiden Prabowo untuk dipulangkan ke Indonesia.
Belum diketahui alasan Satria minta dipulangkan ke tanah Indonesia.
Padahal dia sebelumnya memberikan komentar yang cukup pedas setelah kewarganegaraanya dicabut.
Pemerintah mencabut status kewarganegaraanya karena menjadi tentara bayaran dan berperang untuk negara lain yakni Rusia.
Hal itu membuat pemerintah mencabut kewarganegaraanya karena membela dan berperang dengan negara lain.
Satria diketahui menandatangani kontrak untuk bekerja sebagai tentara bayaran guna berperang melawan Ukraina.
Diketahui Rusia merengkut warga yang ingin mau berperang untuk negara beruang tersebut dengan sejumlah konpensasi.
Namun setelah melemparkan ejekan karena status WNI-nya dicabut, kini dia 'mengemis' kepada pemerintah.
Baca juga: Jumlah Gaji yang Diterima Satria Arta Kumbara Jadi Tentara Bayaran Rusia, Kini Berharap Dipulangkan
Satria kini meminta agar Prabowo memulangkan dirinya dan mengakhiri kontraknya dengan militer Rusia.
Dia berharap segera berkumpul dengan sanak saudaranya di Indonesia.
Kemenlu Jalin Komunikasi
Kemenlu ternyata sudah memantau perkembangaSatria Arta Kumbara pasca keinginannya untuk kembali ke pangkuan pertiwi.
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Kemenlu Judha Nugraha mengatakan pihaknya melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia di Moskow telah berkomunikasi dengan Satria Arta Kumbara.
"Dalam konteks kemanusiaan KBRI Moscow juga terus memonitor kondisi yang bersangkutan. Termasuk juga menjalin komunikasi dengan yang bersangkutan (Satria)," ujar Judha di Kantor LPSK, Rabu (23/7/2025).
"Dan juga keluarganya yang ada di Indonesia, komunikasi terakhir dilakukan oleh KBRI minggu lalu," tambah Judha.
Kemenlu, kata Judha, sudah melihat konten Satria Arta di media sosial yang meminta kembali ke Indonesia.
Meski begitu, Judha mengatakan permasalahan permohonan kembali menjadi WNI merupakan domain dari Kementerian Hukum.
"Kami dari Kementerian Negeri telah berkoordinasi dengan Kementerian Hukum. Karena isu utama saat ini adalah isu status warga negara," ucapnya.
Dirinya mengatakan regulasi mengenai kewarganegaraan diatur dalam Undang-Undang 12 tahun 2006 dan PP 2 tahun 2007 mengenai pelaksanaan dari undang-undang tersebut.
"Kita ikuti prosedur yang ada, tapi sekali lagi, ini menjadi ranah Kementerian Hukum," tuturnya.
Dalam konteks perlindungan, Judha mengatakan pihak yang berhak dilindungi oleh Pemerintah adalah yang berstatus WNI.
Namun komunikasi terus dijalin dengan Satria Arta atas dasar kemanusiaan.
"Dalam konteks kemanusiaan kita juga tetap menjalin komunikasi, karena keluarganya kan juga ada di Indonesia," pungkasnya.
Sebelumnya, Mantan prajurit Marinir TNI Angkatan Laut (AL), Satria Arta Kumbara, yang bergabung dengan pasukan bayaran Rusia tiba-tiba menyatakan keinginannya untuk pulang ke Indonesia.
Keinginan itu disampaikan Satria dalam postingan terbarunya di akun Tiktok @zstorm689, Minggu (20/7/2025).
Satria sendiri saat ini masih berada di garis depan pertempuran, wilayah Ukraina.
Mengawali postingannya, usai mengucapkan salam, Satria menyapa Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan Menteri Luar Negeri Sugiono.
Satria menyampaikan permohonan maaf, karena ketidaktahuannya yang menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia, telah mengakibatkan status kewarganegaraannya sebagai warga negara Indonesia dicabut.
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, yang terhormat Bapak Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, Wakil Presiden Bapak Gibran Rakabuming Raka, dan Bapak Menteri Luar Negeri, Bapak Sugiono,”
“Mohon izin Bapak. Sayang ingin memohon maaf sebesar-besarnya apabila ketidaktahuan saya, menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia mengakibatkan dicabutnya warga negara saya,” kata Satria.
Mantan Marinir ini menegaskan bahwa ia tidak pernah sema sekali berfikir untuk mengkhianati negara.
Ia datang ke Rusia menjadi prajurit bayaran hanya untuk mencari nafkah.
“Mohon izin Bapak, saya tidak pernah mengkhianati negara sama sekali,"
"Karena saya niatkan datang ke sini (Rusia) hanya untuk mencari nafkah. Wakafa Billahi, cukuplah Allah sebagai saksi,” ujar Satria.
“Saya pamit dengan ibu, saya cuci kaki, saya mohon doa restu dan saya berangkat ke sini (Rusia),” tambahnya.
Disertir TNI AL ini menegaskan, pencabutan statusnya sebagai warga negara Indonesia sungguh tidak sebanding dengan apa yang dia dapatkan menjadi pasukan bayaran Rusia.
Karena itu, dia memohon bantuan Presiden, Wakil Presiden, dan Menteri Luar Negeri untuk mengakhirinya kontraknya dengan Kementerian Pertahanan Rusia, mengembalikan statusnya sebagai warga negera Indonesia, dan mengembalikannya ke Tanah Air.
Lulusan SMK di Jateng
Sosok Satria Arta Kumbara kembali menyita perhatian publik setelah video permintaan maafnya dari Rusia viral di media sosial.
Dalam video berdurasi dua menit, Satria yang kini menjadi tentara bayaran Rusia mengaku menyesal dan ingin kembali ke Indonesia.
Ternyata, Satria adalah alumni SMK Dr. Tjipto Ambarawa, Kabupaten Semarang, lulusan tahun ajaran 2004/2005 jurusan Otomotif.
Kepala SMK Dr. Tjipto Ambarawa, Budi Raharjo, membenarkan bahwa Satria pernah sekolah di sana.
“Benar, dia alumni kami. Tapi saat itu saya belum menjabat kepala sekolah,” ujar Budi saat ditemui, Rabu (23/7/2025).
Ia pun mengonfirmasi informasi dari guru-guru lama bahwa Satria adalah siswa yang tidak menonjol, tapi menjalani pendidikan dengan baik.
“Anaknya biasa saja, tak terlihat mencolok. Tapi justru kadang, anak seperti itu bisa memberi kejutan setelah lulus,” imbuh Budi.
Dalam video pengakuannya, Satria mengungkap bahwa dia menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia, tanpa tahu bahwa itu bisa menyebabkan kewarganegaraan Indonesia-nya dicabut.
“Saya tidak tahu kontrak itu bisa hilangkan kewarganegaraan. RI bagi saya segalanya,” kata Satria, dengan nada penuh penyesalan.
Ia juga memohon bantuan kepada Presiden Prabowo Subianto, Wapres Gibran Rakabuming Raka, dan Menlu Sugiono, agar bisa pulang.
Satria mengaku menjadi tentara bayaran karena alasan ekonomi, semata-mata untuk mencari nafkah.
“Saya datang ke sini (Rusia) hanya untuk mencari nafkah,” ujarnya.
Kini, ia mengaku sangat ingin kembali ke Tanah Air dan bertemu keluarganya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News
Keluarga Arya Daru Terima Paket Misterius Berisi Simbol-simbol yang Dikirim ke Rumah Keluarga |
![]() |
---|
5 Bantahan Keluarga Soal Pernyataan Polisi yang Mengatakan Kematian Arya Daru tanpa Unsur Pidana |
![]() |
---|
Polisi Ungkap Isi Email Arya Daru, Pengin Lompat Lihat Gedung dan Menenggelamkan Diri Lihat Pantai |
![]() |
---|
Ada Kondom, Pelumas hingga Wanita Bernama Vara di Kasus Kematian Diplomat Arya Daru |
![]() |
---|
Sosiolog Kriminal Purna UGM Soeprapto Soroti 4 Hal yang Janggal Terkait Kematian Arya Daru |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.