Balita di Tangsel Tewas Diduga Dianiaya Ayah Kandung, Tetangga Sebut Sikap Orang Tua Korban Tertutup
Kami jarang sekali bertemu. Mereka berangkat pagi, pulang malam, kadang-kadang sampai jam 10 atau 11 malam, seringnya kami sudah
Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Joseph Wesly
Laporan Wartawan TribunTangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico
TRIBUNTANGERANG.COM, CIPUTAT- Seorang balita berumur 4 tahun meninggal dunia di sebuah rumah sakit dengan luka lebam di tubuhnya.
Balita di wilayah Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) meninggal dunia usai diduga dianiaya oleh ayah kandungnya sendiri.
Dari informasi yang diterima TribunTangerang.com, balita berjenis kelamin laki-laki itu dikabarkan dianiaya, 25 Juli 2025 Jumat malam.
TribunTangerang.com mendatangi rumah kontrakan tempat korban tinggal. Rumah tersebut tampak sepi dan tak berpenghuni.
Sebelumnya, rumah itu dihuni oleh terduga pelaku bersama istrinya, korban yang merupakan anak pertama, dan anak kedua mereka yang masih berusia 17 bulan.
Priyanti, tetangga pelaku, mengungkap keseharian keluarga pelaku dan korban. Pasangan suami istri tersebut dikenal tertutup dan jarang bergaul dengan tetangga.
Selama ini, mereka hanya terlihat berangkat pagi dan pulang malam.
"Kami jarang sekali bertemu. Mereka berangkat pagi, pulang malam, kadang-kadang sampai jam 10 atau 11 malam, seringnya kami sudah pulang lebih dulu," ujar Priyanti kepada TribunTangerang.com, Ciputat, Tangsel, Senin (28/7/2025).
"Semuanya (pergi) pas mereka berangkat kerja," imbuhnya.
Baca juga: Balita 4 Tahun di Tangsel Meninggal Diduga Dianiaya Ayah Kandung
Menurut Priyanti, ibu dari korban jarang bersosialisasi dengan tetangga. Ia dikenal tertutup dan hanya terlihat saat berangkat dan pulang kerja.
"Enggak pernah keluar, cuma berangkat kerja dan pulang saja. Nggak pernah bergaul sama warga," ungkapnya.
Berbeda dengan sang istri, suami korban kadang masih terlihat berinteraksi singkat dengan beberapa tetangga, termasuk dengan suaminya.
Pada kesempatan ini, Priyanti mengatakan tangis anak yang kerap terdengar dari dalam rumah sempat membuat warga curiga dan mengetuk pintu, namun selalu mendapat jawaban singkat dan menenangkan.
“Kalau bocah nangis, paling dijawab, ‘nggak apa-apa, bude, nangis aja’,”kata Priyanti.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.