Diplomat Muda Tewas
Bukan Benda Biasa, Terungkap Fungsi Khusus Lakban Kuning bagi Para Pegawai Kementerian Luar Negeri
Diketahui lakban kuning menutup rapat kepala Arya Daru saat ditemukan tewas di Kosnya di Gondangdia
TRIBUN TANGERANG.COM, JAKARTA- Kematian diplomat Muda Kementerian Luar Negeri asal Yogyakarta, Arya Daru Pangayunan belum juga terungkap, hingga Senin (28/7/2025).
Selain dipenuhi sejumlah kejanggalan, kematian Arya Daru Juga menyisakan banyak teka-teki satu di antaranya soal lakban kuning.
Diketahui lakban kuning menutup rapat kepala Arya Daru saat ditemukan tewas di Kosnya di Gondangdia.
Berdasarkan KBBI Lakban adalah pita perekat yang digunakan untuk merekatkan, mengemas, melindungi, atau menandai berbagai benda.
Lakban biasanya memiliki banyak warna. Ada berwarna merah, bening, coklat hingga kuning seperti yang ada di kepala korban.
Ternyata lakban kuning yang merekat di kepala alumnus HI UGM ini dibeli Arya Daru bersama sang istri di Yogyakarta.
Lakban tersebut juga ada yang ditinggalkan di Yogyakarta setelah dibeli di pusat perbelanjaan di Yogyakarta medio Juni 2025.
Ternyata benda tersebut memiliki makna khusus bagi para pegawai Kementerian Luar Negeri.
Dan para pegawai Kemenlu ternyata wajib menggunakan lakban berwarna kuning.
Dan nahasnya pita kuning itu juga yang diduga benda yang merunggut nyawa pria rendah hati dan murah senyum tersebut.
Lantas apa makna lakban kuning bagi para diplomat atau pegawai Kemenlu.
Baca juga: Terekam CCTV, Misteri Tas Ransel Milik Arya Daru saat di Rooftop Gedung Kemenlu Ditemukan
Kini terungkap fungsi khusus lakban warna kuning bagi para pegawai Kemenlu.
Hal itu diungkap polisi berdasarkan keterangan atasan korban dan sejawat di Kemenlu.
Lakban kuning itu ternyata biasa dipakai oleh para pegawai Kemlu jika mendapatkan tugas ke luar negeri.
"Lakban kuning sebagai penanda di mana packing-packing atau barang-barang mereka itu terlihat jelas. Dan karena warnanya mencolok, jadi gampang untuk menemukan barang-barang pada saat tiba di bandara suatu negara," jelas Reonald.
Polisi Temukan Ransel Arya Daru
Polisi belum juga mengumumkan motif kematian Arya Daru Pangayunan yang ditemukan tewas di kamar indekosnya, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) pagi.
Selain itu, masih menjadi misteri terkait keberadaan ponsel milik Arya.
Ponsel (atau telepon genggam) adalah perangkat elektronik portabel yang digunakan untuk berkomunikasi jarak jauh tanpa kabel.
Kepala Subbidang Penerangan Masyarakat Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak menuturkan ponsel Arya hingga kini belum diketahui keberadaannya.
Namun, Ditsiber Polda Metro Jaya menemukan nomor WhatsApp Arya terkoneksi dengan laptop miliknya.
Sehingga, kata Reonald penyidik lebih mudah untuk mengecek riwayat panggilan atau pesan dari Arya.
Baca juga: Sosiolog Kriminal Purna UGM Soeprapto Soroti 4 Hal yang Janggal Terkait Kematian Arya Daru
"Bahwa WA yang ada di handphone korban dan yang ada di laptop itu konek. Dan itu agak sedikit membuka dan mempermudah penyelidik untuk melakukan penyelidikan. HP ini kerap digunakan korban untuk komunikasi kepada keluarga, teman, dan handai taulan," jelasnya.
Asal Muasal Lakban
Polisi mengungkapkan asal lakban berwarna kuning yang terlilit di kepala Arya Daru Pangayunan.
Lakban adalah pita perekat yang digunakan untuk merekatkan, mengemas, melindungi, atau menandai berbagai benda.
Reonald menjelaskan, berdasarkan keterangan saksi yang sudah diperiksa oleh tim penyelidik, lakban tersebut dibeli bersama-sama oleh korban dan istrinya pada bulan Juni di salah satu toko di Yogyakarta.
Lakban yang serupa, sambungnya, juga ditinggalkan di Yogyakarta yang nantinya akan diserahkan oleh istri korban untuk ditunjukkan kepada penyidik.
"Dan lakban tersebut ada juga yang ditinggalkan oleh korban di rumah di Yogyakarta yang mana nanti akan diserahkan oleh istri korban untuk ditunjukkan kepada penyidik bahwa ini identik dengan apa yang ditemukan di TKP," ucapnya dalam acara Kompas Petang di Kompas TV, Sabtu (26/7/2025).
Nongkrong di Rooftop
Misteri kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri Arya Daru Pangayunan mulai terkuak.
Setelah polisi menemukan sidik jari di lakban yang melilit kepalanya, kini polisi mengungkap fakta baru.
Sebelum ditemukan tewas di indekos dengan kepala dilakban, Arya Daru ternyata berada di kantornya di Kementerian Luar Negeri.
Berdasarkan rekaman CCTV, warga Yogyakarta itu terlihat di berada di kantornya sembari membawa tas ransel dan tas belanja.
Dia juga terekam naik menggunakan lift hingga ke lantai 12.
Kemudian Arya Daru dari menuju rooftop gedung tersebut dan berada di dalamnya selama 86 menit atau 1 jam 26 menit.
Tidak diketahui secara rinci apa yang dilakukannya di sana. Namun dia kembali menurubi lantai 12 dengan menggunakan lift.
Namun tas ransel dan barang belanjaan miliknya ditinggal.
Belanja di Mal Grand Indonesia
Sebelum tewas, Arya Daru terekam CCTV berada di kantor Kementerian Luar Negeri.
Dia terlihat di rooftop sembari membawa tas ransel dan barang belanjaan.
Berdasarkan informasi dari kakak iparnya, Meta Bagus, Arya Daru ternyata baru kembali ke dari aktivitas berbelanja pakaian di Mal Grand Indonesia.
Di sana, korban membeli pakaian dan langsung kembali ke Indekos.
Hal itu diungkap oleh kaka ipar korban, Meta Bagus.
Meta Bagus membeberkan komunikasi terakhir adik iparnya itu dengan istri, Meta Ayu Puspitantri.
Kata Bagus, Daru terakhir kali berkomunikasi via aplikasi perpesanan pada Senin (7/7/2025) malam pukul 21.00 WIB.
Bagus mengungkapkan komunikasi sepasang suami istri itu terjadi setelah Daru pergi membeli pakaian di mal Grand Indonesia, Jakarta Pusat.
"Di malamnya itu, adik saya itu berkontak dengan si Daru itu terakhir jam 9-an lah, dia (Daru) habis beli baju di Grand Indonesia, lagi antre taksi," katanya di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa (15/7/2025).
Bagus mengatakan setelah momen itu, Daru sudah tidak bisa dihubungi oleh adiknya.
Dia pun mengetahui hal tersebut setelah melihat adiknya hanya duduk termenung di rumahnya.
Mulanya, Bagus mengatakan kebiasaan semacam itu tidak pernah dilakukan istri Daru di mana tidak tidur hingga larut malam.
"Saya ngelihat adik saya itu lagi duduk, jarang begitu. Biasanya sudah tidur sama anak-anaknya. Nah, ini kok nggak tidur," jelasnya.
Melihat hal tersebut, Bagus pun bertanya ke adiknya terkait alasan belum tidur hingga larut malam di mana ternyata tengah menunggu kabar dari Daru yang tidak bisa dihubungi.
"Saya tanya 'kowe ngopo ora turu, kok kamu nggak tidur kenapa?'. (Istri Daru menjawab) Ya, aku nelpon Mas Daru, tak kontak-kontak kok raiso (aku menelepon Mas Daru, dhubungi kok tidak bisa)," kata Meta.
Bagus mengungkapkan Ayu begitu resah ketika sang suami tidak bisa dihubungi.
"Keluarga itu nggak pernah nggak telponan soalnya. Sekedar menanyakan sudah makan atau belum. Itu rutin. Kalau ditanya tadi ditanya resah, ya resah karena komunikasi mereka itu lancar banget," jelasnya.
Di tengah keresahannya, istri Daru pun akhirnya meminta penjaga kos untuk mengecek kondisi suaminya. Bahkan, upaya tersebut dilakukan Ayu sebanyak tiga kali.
Lebih lanjut, Bayu mengungkapkan Ayu memang beberapa kali menyempatkan diri bersama kedua anaknya untuk mengunjungi Daru ke Jakarta.
Sebagai informasi, istri Daru dan anaknya bertempat tinggal di Yogyakarta. Namun, Bayu menjelaskan Daru yang lebih kerap mengunjungi istri dan anaknya.
"Karena kan anak-anaknya kebanyakan aktivitasnya di sini. Kadang anaknya lomba piano di akhir pekan. Daru itu hampir tidak pernah absen, jadi nyengkake (meluangkan waktu)," tuturnya.
Jenazah Terlilit Lakban
Arya Daru Pangayunan ditemukan tewas di kamar kosnya di Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, pada 8 Juli 2025,
Saat ditemukan, kepala Arya dililit lakban dan tubuhnya tertutup selimut. Pintu kamar terkunci dari dalam, tanpa tanda kerusakan atau kehilangan barang.
Polisi belum menyimpulkan penyebab kematian dan masih menunggu hasil otopsi dari RSCM.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto memastikan penyelidikan dilakukan secara komprehensif.
“Bukti-bukti seperti CCTV, hasil otopsi, dan jejak digital sedang dipelajari. Tidak ada kesimpulan dini,” ujarnya.
Kompolnas juga melakukan pengecekan fisik terhadap kamar, termasuk posisi kunci, plafon, dan saluran air.
“Ada dua kunci: satu bisa dibuka dari luar, satu slot manual dari dalam. Saat dibuka, slot dalam dalam keadaan terkunci,” kata Komisioner Kompolnas Mohammad Choirul Anam.
Kasus kematian Arya Daru Pangayunan masih dalam tahap penyelidikan.
Profil singkat korban:
Lahir di Sleman, Yogyakarta pada 15 Juli 1986.
Pendidikan: Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada (UGM).
Staf di Kedutaan Besar RI di Yangon, Myanmar (2011-2013).
Third Secretary (Bidang Politik) di KBRI Dili, Timor Leste (2018-2020).
Second Secretary (Bidang Ekonomi, Sosial & Budaya) di KBRI Buenos Aires, Argentina (2020-2022).
Diplomat Ahli Muda di Direktorat Perlindungan WNI, Kemenlu RI (2025).
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News
Respons Kapolri Soal Mabes Polri Diminta Ambil Alih Kematian Diplomat Muda Arya Daru |
![]() |
---|
Keluarga Arya Daru Terima Paket Misterius Berisi Simbol-simbol yang Dikirim ke Rumah Keluarga |
![]() |
---|
Polisi Hormati Keraguan Keluarga soal Kematian Arya Daru, Tapi Tegaskan Tak Ada Unsur Pidana |
![]() |
---|
Arya Daru Diduga Sengaja Hilangkan Ponsel Sebelum Tewas, Penasihat Ahli Kapolri Buka Suara |
![]() |
---|
Respons Reza Indragiri Polisi Sebut Arya Daru Korban: Perkataan Keseleo Boleh Jadi Lebih Jujur Lho |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.