Liputan Khusus
17 Siswa Asal Tangsel Terpilih Mengikuti Program Sekolah Rakyat Gratis Kemensos
Terakhir itu seingat saya ada 17 siswa warga Tanggerang Selatan yang akan sekolah di sekolah rakyat
Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Joseph Wesly
Laporan Wartawan TribunTangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico
TRIBUNTANGERANG.COM, SERPONG UTARA- Sebanyak 17 siswa asal Kota Tangerang Selatan terpilih mengikuti program Sekolah Rakyat yang digagas Kementerian Sosial (Kemensos).
Kepala Dinsos Tangsel, Mohammad Ervin Andani mengatakan, siswa yang terdaftar di sekolah rakyat adalah mereka yang tercatat di Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
"Terakhir itu seingat saya ada 17 siswa warga Tanggerang Selatan yang akan sekolah di sekolah rakyat," kata Muhammad Ervin, Serpong, dikutip Selasa (29/7/2025).
Muhammad Ervin mengatakan, para peserta didik berasal dari keluarga kurang mampu dan akan mulai menempuh pendidikan secara penuh di sekolah tersebut mulai 30 Juli 2025.
Program ini menyasar anak-anak dari keluarga dengan status ekonomi pada desil 1 dan 2 menurut klasifikasi Badan Pusat Statistik (BPS).
Artinya, mereka termasuk dalam kelompok masyarakat miskin dan rentan miskin.
Adapun, seleksi dilakukan oleh pendamping sosial Program Keluarga Harapan (PKH), yang turun langsung ke lapangan sejak Juni lalu untuk mendata calon peserta.
“Terakhir itu, seingat saya ada 18 siswa warga Tangsel yang akan sekolah di Sekolah Rakyat. Karena ini gelombang kedua, kita mulainya 30 Juli,” ujar Muhammad Ervin.
Para siswa berasal dari seluruh kecamatan di Tangsel, dengan jumlah terbanyak dari wilayah Pondok Aren dan Serpong.
Meskipun berasal dari keluarga tidak mampu, mereka bukan termasuk kategori miskin ekstrem.
Menurut Muhammad Ervin, latar belakang orang tua para siswa mayoritas adalah pekerja kasar, bahkan ada yang tidak bekerja sama sekali.
Kendati demikian, para siswa tersebut mendapatkan kesempatan emas menempuh pendidikan dengan fasilitas yang disebut-sebut setara sekolah kedinasan.
“Semua fasilitas ditanggung pemerintah. Baju, tempat tidur, laptop, bahkan AC di tiap kamar. Kalau sakit juga langsung diobati," tambahnya.
Sebagaimana diketahui, gedung yang digunakan untuk sekolah merupakan bekas Balai Latihan Kerja (BLK) milik Provinsi Banten.
Saat ini telah direnovasi oleh Kementerian PUPR agar memenuhi standar layak, termasuk dalam aspek luas, sirkulasi udara, dan keamanan.
Kapasitas maksimal Sekolah Rakyat ini mencapai 150 siswa dari seluruh Provinsi Banten, dibagi dalam enam rombongan belajar (rombel). Tiap kelas menampung 25 siswa.
Sebelum masuk, seluruh calon siswa juga telah menjalani pemeriksaan kesehatan yang dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan Kota Tangsel.
Tes tersebut mencakup pemeriksaan fisik seperti lari dan tes vital lainnya, dengan hasil yang langsung dicatat oleh tim medis.
"Udah tes kesehatan, karena yang ditugasin Dinkes ya, hasilnya ada di teman-teman Dinkes. Jadi itu tesnya ada lari dan lainnya. Nanti kelihatan segala penyakit dan lainnya," tutupnya. (m30)
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News
Kecewa Sekolah Rakyat Tak Kunjung Dimulai, Netih Aryatih Ancam Pindahkan Putranya ke Sekolah Swasta |
![]() |
---|
Sudah 3 Kali Diundur, Peserta Sekolah Rakyat di Tangerang Mengeluh Pembelajaran Tak Kunjung Mulai |
![]() |
---|
Sempat Tertunda karena Gedung Belum Siap, Sekolah Rakyat di Tangsel Siap Dibuka 15 Agustus 2025 |
![]() |
---|
Alasan 150 Siswa Sekolah Rakyat Tangsel Gagal Masuk Asrama Mulai Hari Ini |
![]() |
---|
Ini Alasan Sekolah Rakyat di Tangerang Selatan Tak Jadi Dibuka Hari Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.