TRIBUNTANGERANG, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut Covid-19 yang menyerang saluran pernapasan, sangat berisiko bagi sebagian orang, terutama kelompok lanjut usia (lansia).
Di sisi lain, ada juga virus influenza yang sudah lama ada sebelum pandemi Covid-19.
Virus influenza dinilai dapat memperburuk lansia penderita Covid-19.
Baca juga: Yahya Waloni Ajukan Gugatan Praperadilan, Polri: Nanti Kita Uji di Pengadilan
Menurut Siti Setiati, ahli penyakit dalam dari Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo (RSCM), sekaligus profesor Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI), penderita influenza dan Covid-19 punya kemiripan gejala, sehingga mempersulit diagnosis.
Padahal, jika tak segera ditangani dengan tepat, penderita virus influenza dan Covid-19 bisa dengan cepat mengalami perburukan kondisi tubuh.
Berkenaan dengan itu, Siti mengatakan jangan sampai masyarakat lebih fokus pada Covid-19, sehingga mengabaikan bahaya influenza.
Baca juga: Jokowi: Covid-19 Tidak Mungkin Hilang Total, Selalu Mengintip, Begitu Lengah Bisa Naik Lagi
"Jangan salah, kedua penyakit ini bisa menjadi twindemic, loh!"
"Artinya, muncul pada saat bersamaan," ujar Siti Setiati, Selasa (7/9/2021).
Ia menjelaskan, bronkitis atau pneumonia adalah komplikasi flu paling umum.
Baca juga: Wamenkes: Vaksinasi Bukan Satu-satunya Game Changer Penanganan Pandemi Covid-19
Namun, flu juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, cedera ginjal akut, hingga disfungsi hati.
Dengan kata lain, virus influenza bukan cuma memperparah gejala Covid-19, tapi juga bisa mengakibatkan komplikasi serius.
Sementara, konsultan geriatri IGP Suka Aryana mengatakan, kematian akibat virus influenza terbanyak terjadi pada pasien berusia di atas 65 tahun, yakni 90 persen.
Baca juga: Ini Arti 4 Warna di Barcode PeduliLindungi, Kategori Hitam Bakal Ditindak Bila Masih Berkeliaran
Oleh karena itu, kata dia, vaksinasi influenza sangat disarankan.
"WHO sendiri merekomendasikan vaksinasi flu dilakukan satu tahun sekali."
"Khususnya bagi para lansia di tengah pandemi ini."
Baca juga: Varian Mu Disebut-sebut Kebal Vaksin Covid-9, Wamenkes Bilang Belum Terdeteksi di Indonesia
"Dengan begitu, diharapkan dapat menjaga lansia dari infeksi flu dan Covid-19 secara bersamaan," ucap Aryana.
Kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini sebanyak 146.271 orang per 6 September 2021, dan sebanyak 136.473 orang meninggal.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 6 September 2021, dikutip TribunTangerang dari laman Covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 852.909 (20.6%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 695.119 (16.8%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 474.026 (11.5%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 387.411 (9.4%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 152.910 (3.7%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 151.862 (3.7%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 129.862 (3.1%)
RIAU
Jumlah Kasus: 125.051 (3.0%)
BALI
Jumlah Kasus: 108.763 (2.6%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 105.940 (2.6%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 99.410 (2.4%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 87.535 (2.1%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 67.282 (1.6%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 60.502 (1.5%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 58.458 (1.4%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 52.680 (1.3%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 48.482 (1.2%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 47.491 (1.1%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 43.926 (1.1%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 43.890 (1.1%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 37.240 (0.9%)
ACEH
Jumlah Kasus: 34.566 (0.8%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 32.959 (0.8%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 32.935 (0.8%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 32.741 (0.8%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 28.723 (0.7%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 26.375 (0.6%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 22.701 (0.5%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 22.576 (0.5%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 19.774 (0.5%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 14.366 (0.3%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 11.839 (0.3%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 11.753 (0.3%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 11.350 (0.3%). (Danang Triatmojo)