TRIBUNTANGERANG.COM, SERPONG - Palang Merah Indonesia Kota Tangerang Selatan ( PMI Kota Tangse l) menyebut ada peningkatan permintaan kantong darah trombosit.
Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Tangsel, Suhara Manullang mengatakan, peningkatan permintaan trombosit terjadi seiring mulai ditemukannya kasus demam berdarah dengue (DBD) pada pekan terakhir September 2021 ini.
"Memang kebutuhan trombosit sudah ada beberapa permintaan walaupun memang masih tidak terlalu melonjak," kata Suhara Manullang di Gedung PMI Kota Tangsel, Rabu (22/9/2021).
Suhara menuturkan, saat ini masih ada puluhan kantong trombosit di PMI Kota Tangsel.
Kendati baru memiliki puluhan kantong trombosit, PMI Kota Tangsel siap mengantisipasi lonjakan permintaan trombosit saat kasus DBD meningkat.
"Jumlah permintaan 67 kantong, stok trombosit sekarang ada 24 kantong," kata Suhara Manullang.
Baca juga: Pasien Demam Berdarah di RSU Kota Tangsel Mulai Meningkat, Penderita Alami Gejala Ringan
Baca juga: 50 Persen Orang Ogah Dites Covid-19 Meski Berkategori Kontak Erat, Alasannya Takut Ketahuan Sakit
Diberitakan sebelumnya, Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan (RSU Kota Tangsel) mencatat peningkatan pasien penderita demam berdarah dengue (DBD).
Kepala Seksi Pelayanan Medis RSU Kota Tangsel Ronald Adrianto Sitindaon mengatakan, RSU Kota Tangsel telah menerima pelayanan pasien DBD sejak Agustus 2021 ini.
"Ya untuk pasien DBD yang datang ke Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan bulan Agustus kemarin untuk rawat inap sekitar 22 pasien," kata Ronald di RSU Kota Tangsel, Pamulang, Kamis (16/9/2021).
Ronald mengatakan, sejak bulan lalu, secara perlahan pasien DBD pun meningkat di RSU Kota Tangsel.
Baca juga: UPDATE Covid-19 Indonesia 22 September 2021: Pasien Baru Tambah 2.720, Sembuh 5.356 Orang, 149 Wafat
Baca juga: 4 Makanan Ini Dapat Menyebabkan Jerawat, Batasi Jika Tak Ingin Jerawat Meradang
Saat ini, rumah sakit berplat merah itu mencatat puluhan pasien telah melakukan perawatan medis akibat menderita DBD.
"Nah untuk September ini dari tanggal 1 sampai 15 September (2021) itu sudah 21 pasien yang dirawat," ujarnya.
Kendati demikian, kata Ronald, pasien yang menjalani perawatan DBD itu tak terkategori sebagai penderita gejala berat.
Penderita DBD itu hanya menjalani penanganan berupa rawat inap di RSU Kota Tangsel.
"Intinya masih penanganan grade 1 ringan masih terapi obat-obatan," ujar Ronald.