TRIBUNTANGERANG, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Dave Laksono mengatakan, sejumlah pejabat tinggi di daerah ikut membiayai gerakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.
Selain dana, para pejabat ini disebut mempersenjatai kelompok tersebut.
"Tapi sekarang ini yang sudah ada di media massa dan juga laporan dibahas di komisi."
Baca juga: TB Hasanuddin: Tak Senang dengan Cina, Ada Kelompok Inginkan Indonesia Gabung Aukus, Jadi Aukusi
"Banyak juga pejabat-pejabat yang cukup tinggi di daerah daerah tingkat 1 tingkat 2, itu membiayai gerakan-gerakan teroris ini," kata Dave dalam diskusi di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/9/2021).
Legislator Golkar itu mengatakan, para pejabat tersebut memberikan uang, senjata, hingga menyediakan pelatih-pelatih untuk personel KKB melakukan penyerangan.
Adapun tujuan para pejabat melakukan hal tersebut dilakukan dengan berbagai macam alasan.
Baca juga: Anggota Komisi I DPR Tegaskan Tak Ada Aturan Calon Panglima TNI Harus Berdasarkan Giliran Matra
Misalnya, agar para kelompok separatis tidak mengganggu kebijakan hingga kewenangan para pejabat daerah.
"Ada alasan untuk membangun baru."
"Yang jelas mereka itu sekarang ini tengarai bahwa mereka juga bagian dari permasalahan, bukan bagian dari solusi," tuturnya.
Baca juga: Muhammad Kece Dianiaya Irjen Napoleon Bonaparte, Polri Bakal Perketat Pengamanan Rutan
Maka itu, menurutnya, TNI-Polri hingga BIN harus bertindak paling tidak memantau hingga pengumpulan informasi dan data
"Sehingga lebih cepat untuk bisa diproses secara hukum, jadi yang memang terbukti terlibat ya bisa segera langsung diproses," beber Dave.
Pemasok Senjata KKB Papua Diduga Dapat Dana Rp 370 Juta dari Ketua DPRD Tolikara
Satgas Nemangkawi menduga Ratius Murib alias Neson Murib yang memasok senjata kepada kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua, mendapatkan uang dari Ketua DPRD Kabupaten Tolikara Sonny Wanimbo.
Kasatgas Humas Nemangkawi Kombes M Iqbal Alqudusy mengatakan, uang yang diterima sebesar Rp 370 juta, dan digunakan untuk transaksi jual beli senjata api dan amunisi untuk KKB Papua.
"Neson Murib membawa uang cash pecahan Rp 100 ribu sebanyak Rp 370 juta, untuk bertemu dengan saudara Dewan Wenda."
Baca juga: DAFTAR Terbaru Zona Merah Covid-19 di Indonesia: Melonjak Jadi 29, Jawa Tengah Membara
"Yang mana bersedia membantu Neson Murib membeli senjata dan amunisi di Kabupaten Timika," kata Iqbal lewat keterangan tertulis, Rabu (16/6/2021).
Menurut Iqbal, uang tersebut diduga diberikan Sonny Wanimbo kepada Neson pada April 2021, di salah satu hotel di Papua.
Sonny dan Neson saling mengenal karena pernah mengenyam pendidikan di Universitas Warmadewa.
Baca juga: 80 Persen Pasien Covid-19 di Wisma Atlet Warga Jakarta, Anies Baswedan Diminta Terapkan PSBB Ketat
"Sonny Wanimbo merupakan teman kuliah Neson di Universitas Warmadewa, Denpasar, Bali."
"Yang mana Sonny Wanimbo pada saat itu merupakan Ketua Ikatan Mahasiswa Pegunungan Sejawa dan Bali."
"Ia aktif dalam kegiatan-kegiatan organisasi dan kongres kemahasiswaan pegunungan," jelas Iqbal.
Baca juga: DAFTAR Terbaru Zona Hijau Covid-19 di Indonesia: Naik Drastis Jadi 25, Terbanyak di Sumatera Utara
Kata Iqbal, pihaknya memiliki bukti yang kuat terkait adanya transaksi yang diberikan Sonny kepada Neson.
Sonny bakal dipanggil untuk diperiksa terkait dugaan transaksi tersebut.
"Saat ini penyidik masih mendalami bukti transfer tersebut."
Baca juga: Terduga Teroris JAD Bogor Admin Grup WA yang Kerap Diskusikan Jihad, Juga Siapkan Bahan Baku Bom
"Dan semua nama yang ada bukti transfer tersebut pasti akan dipanggil penyidik," ucapnya.
Sebelumnya, Satgas Nemangkawi menangkap Ratius Murib alias Neson Murib, yang diduga anggota jaringan penjual senjata api dan amunisi kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Puncak Jaya, Papua.
"Yang bersangkutan Neson Murib diduga jaringan penjual senjata api dan amunisi ke KKTB di Puncak Jaya," kata Kasatgas Humas Ops Nemangkawi Kombes Iqbal Al-Qudusy lewat keterangan tertulis, Selasa (15/6/2021).
Baca juga: BREAKING NEWS: Ketua Presidium IPW Neta S Pane Meninggal Akibat Covid-19
Menurut Iqbal, Neson Murib sudah melakukan sejumlah transaksi mencapai miliaran rupiah, terkait penjualan dan pembelian senpi beserta amunisinya.
"Total yang dikirim dan diterima Rp 1.393.100.000," ungkap Iqbal.
Neson Murib diamankan ketika sedang transit di Bandara Mulia Kabupaten Puncak Jaya oleh anggota KP3 Bandara Mulia Polres Puncak Jaya.
Baca juga: Rizieq Shihab Seret Nama Ahok Hingga Diaz Hendropriyono, JPU: Jangan Koar-koar Tanpa Dalil Kuat
Ketika itu, ia ingin menuju Kabupaten Timika.
Saat ditangkap, Neson kedapatan membawa uang sebanyak Rp 370 juta.
Menurut Iqbal, diduga dana tersebut untuk membeli senjata api dari seseorang.
Baca juga: KPK Masih Koordinasi dengan BKN Saat Diminta Hasil TWK, Pegawai: Lalu yang di Lemari Besi Itu Apa?
Iqbal menegaskan, sampai saat ini, jajaran aparat penegak hukum masih terus melakukan pendalaman terhadap jaringan penjual senpi dan amunisi tersebut.
"Tim masih akan terus menggali informasi sumber dana serta aktivitas pengiriman uang untuk membeli senjata dan amunisi dari terduga Neson Murib," tutur Iqbal.
Daftar 9 KKB yang Masih Aktif Tebar Teror di Papua
Kabaintelkam Polri Komjen Paulus Waterpauw membeberkan identitas KKB Papua yang masih aktif melakukan teror di tanah berjuluk mutiara hitam tersebut.
Paulus mencatat sedikitnya 9 KKB Papua yang masih aktif.
Namun, ada pula kelompok-kelompok yang telah memutuskan tidak aktif melakukan aksi gangguan keamanan di Papua.
Baca juga: DAFTAR Terbaru Zona Merah Covid-19 di Indonesia: Bertambah Jadi 10, Paling Banyak di Sumatera
"Gerakan separatis saat ini masih terus menyebarkan gerakannya sendiri, dengan ingin kemerdekaan melalui kekerasan bersenjata," kata Paulus dalam diskusi daring, Jumat (28/5/2021).
Kesembilan kelompok teroris yang masih aktif adalah kelompok Sabinus Walker, Undius Kogoya, dan Lewis Kogoya yang biasa aktif di daerah Intan Jaya Papua.
Kemudian, kelompok Goliat Tabuni, Lekagak Telenggen, Peni Murib, dan Ando Waker yang biasa melakukan teror di sekitar Puncak Papua.
Baca juga: Bantah Galang Dana, Kuasa Hukum Pastikan Denda Rizieq Shihab Bakal Dibayar oleh Pihak Keluarga
Selanjutnya, kelompok Joni Botak yang biasa aktif di Mimika Papua, dan kelompok Egianus Kogoya yang biasa beroperasi di Nduga Papua.
Paulus menjelaskan, dua kelompok KKB Papua yang tak aktif adalah Mathias Wenda yang biasa beroperasi di Wutung, dan Puron Wonda dan Endem Wanimbo yang biasa beraksi di Lanny Jaya.
"Ada tokoh-tokoh tua, Mathias Wenda itu sudah tidak aktif."
Baca juga: DAFTAR Terbaru Zona Hijau Covid-19 di Indonesia: Menyusut Jadi 8, di Maluku Cuma Satu
"Puron Wonda dan Endem Wanimbo juga sudah tidak aktif," bebernya.
Paulus menuturkan, kelompok di atas merupakan kelompok yang bertanggung jawab atas insiden kekerasan dan teror yang terjadi di Papua.
"Peningkatan unsur kekerasan dan teror yang tidak hanya ditujukkan kepada aparat."
Baca juga: Rizieq Shihab Bisa Bebas pada Juli 2021 Jika Tak Ada Vonis Penjara pada Kasus Tes Swab di RS UMMI
"Tapi juga menyasar masyarakat sipil dan merusak fasilitas warga, masuk ke tahap brutal."
"Sehingga pemerintah menetapkan aksi sekelompok KKB sebagai aksi terorisme," paparnya.
Sebelumnya Wartakotalive memberitakan, setidaknya ada 9 kelompok teroris kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua yang masih menjadi target operasi.
Total, anggotanya diperkirakan mencapai 150 orang.
"Saya menyampaikan kelompok mereka itu ada 7-9 kelompok."
Baca juga: Tidak Ditahan Usai Serahkan Diri, Gerak-gerik 3 Teroris KKB Papua Dipantau Agar Tak Membelot Lagi
"Namun yang kami petakan teridentifikasi kurang lebih 150 orang," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (20/5/2021).
Ia menyampaikan, KKB tak terpusat di suatu titik persembunyian.
Lokasi persembunyian KKB tersebar di sejumlah daerah di Papua.
Baca juga: Jaga Muruah Persidangan, Hakim Minta Rizieq Shihab Copot Syal Bergambar Bendera Palestina
"Mereka dibagi 7 sampai 9 kelompok yang terpencar di berbagai daerah."
"Dipetakan oleh aparat keamanan baik TNI maupun Polri bahwa mereka sudah dapat diidentifikasi kelompok-kelompoknya. Termasuk pimpinan-pimpinannya," jelasnya.
Ahmad menyampaikan pihaknya juga telah memetakan kekuatan persenjataan di setiap masing-masing kelompok tersebut.
Baca juga: Minta Sekretaris Pribadi Juliari Batubara Jujur, Hakim: Jangan Sampai Saudara Tidak Bisa Pulang Lagi
Namun, dia tak menampik memiliki sejumlah kendala.
Di antaranya, aparat TNI-Polri terhalang medan lokasi persembunyian pelaku yang berada di pegunungan hingga hutan.
Kelompok ini bersembunyi di medan yang luas untuk dapat menyembunyikan jejaknya.
Baca juga: Pembunuh 4 Warga Desa Kalemago Poso Bernama Qatar dan Lima Kawannya, Anak Buah Ali Kalora
"Tantangan dan kendala adalah medan daripada lokasi mereka bersembunyi adalah medan yang luas."
"Termasuk hutan yang lebat dan berbukit-bukit."
"ini merupakan tantangan bagi aparat TNI-Polri."
"Tapi posisi dari mereka TNI-Polri sudah bisa mulai memetakan dan terus melakukan pengejaran kelompok kriminal bersenjata tersebut," paparnya. (Igman Ibrahim)
Reza Deni