Kolesterol sebagai komponen penting dari membran sel.
Selain peran strukturalnya dalam membran, juga penting dalam produksi hormon steroid, vitamin D, dan asam empedu.
Jadi, meski kadarnya tinggi sebagai faktor risiko penyakit, tapi tanpa kolesterol kita tidak bisa bertahan.
Greenfield mengatakan, kolesterol tidak buruk, melainkan kerap salah ditangani dalam gaya hidup modern.
“Tubuh kita tidak dirancang untuk hidup di lingkungan makanan berlebihan, dan kolesterol berlebihan akan disimpan di tubuh," kata Greenfield.
Pusat penyimpanan itu sering kali terjadi di pembuluh darah yang bisa memperburuk kesehatan.
Di luar fungsi kolesterol dalam tubuh, cara pengangkutannya membuat kolesterol dapat merugikan kesehatan.
Kolesterol dipindahkan ke seluruh tubuh oleh lipoprotein, zat yang terdiri atas lemak dan protein.
Transportasi ini terjadi dalam dua cara utama.
Low-density lipoprotein (LDL) membawa kolesterol dari hati ke sel, melalui beberapa proses.
Orang terkadang menyebut kolesterol LDL 'jahat', karena kadar kolesterol LDL tinggi dalam aliran darah meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
High-density lipoprotein (HDL) sering disebut sebagai kolesterol 'baik', karena mengangkut kolesterol kembali ke hati.
Sesampai di hati, kolesterol dikeluarkan dari tubuh, sehingga mengurangi risiko kardiovaskular.
Baca juga: Kondisi Terkini Tukul Arwana Sudah Bisa Merespon Komunikasi dari Anggota Keluarganya
Baca juga: HATI-HATI Gelombang Ketiga Covid-19! Menteri Kesehatan: Jangan Euforia, Tetap Waspada
2. Memiliki berat badan sehat, tidak bisa terkena kolesterol tinggi
“Oh, ya, kamu bisa!” kata Greenfield.