"Keseimbangan kolesterol benar-benar fungsi dari apa yang kita makan tetapi juga genetika."
Misalnya, seseorang dilahirkan dengan kecenderungan genetik tidak memproses kolesterol secara efisien.
“Karena itu genetik disebut hiperkolesterolemia familial, yang terjadi pada 1 dari 200 orang.
Berat badan lebih merupakan fungsi dari metabolisme bawaan dan keseimbangan antara kalori yang dikonsumsi dan kalori yang dikeluarkan.
Dr. Paz sependapat, "Bahkan jika Anda memiliki berat badan sehat, kolesterol bisa menjadi tidak normal."
Faktor lain yang memengaruhi kolesterol yakni asupan makanan, kebiasaan olahraga, kebiasaan merokok, dan konsumsi alkohol.
Lajoie mengatakan, orang yang memiliki berat badan sehat bisa memiliki kadar kolesterol tinggi.
Sementara orang kelebihan berat badan bisa jadi tidak memiliki kolesterol tinggi.
"Kadar kolesterol dipengaruhi oleh genetik, fungsi tiroid, obat-obatan, olahraga, tidur, dan pola makan," ujar Lajoie.
Ada juga faktor yang tidak dapat Anda ubah dan dapat berkontribusi terhadap kolesterol tinggi, seperti usia dan genetika.
Baca juga: 5 Mitos Kesehatan Kulit, Ada Kesalahahpahaman dalam Perawatan Kulit
Baca juga: Manfaat Pisang Barangan yang Jarang Diketahui, Terutama untuk Kesehatan Pencernaan
3. Kolesterol tinggi memiliki gejala
Kolesterol tinggi memiliki gejala dianggap sebagai mitos.
Paz mengatakan, "Dalam kebanyakan kasus, kolesterol tinggi tidak akan menimbulkan gejala."
Oleh karena itu, orang dianjurkan untuk melakukan tes darah secara berkala untuk mengetahui kolesterol.
Usia dapat menjadi skrining dan frekuensi skrining ditentukan oleh faktor risiko individu.