"Di sebuah lokasi tersembunyi dan sulit untuk dijangkau di seputaran Blok Cipager, Desa Bantar Agung, Sidangwangi, Majalengka, Jawa Barat," beber Ramadhan.
Ia menuturkan, lokasi itu ditemukan berdasarkan arahan dari pelaku yang juga narapidana kasus terorisme Jamaah Ansharut Daulah (JAD), Imam Mulyana (31).
Imam juga turut dilibatkan dalam pencarian.
Baca juga: Demi Efektivitas dan Efisiensi, Gerindra Setuju Pemilu 2024 Digelar pada 15 Mei
"Tim Densus 88 Antiteror Polri bersama dengan tim Jibom Brimob Polda Jawa Barat, Infafis Polres Majalengka, tim Polres Majalengka, dan tim Lapas Sentul yang mengawal napiter Imam Mulyana melakukan pencarian."
"Seluruh tim membelah hutan yang lebat dengan rute yang tidak lazim selama berhari-hari."
"Selanjutnya tim Jibom Brimob Polda Jabar melakukan tindakan pemusnahan terhadap bahan peledak tersebut di sekitar lokasi penemuan."
Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 RI 4 Oktober 2021: Suntikan Pertama 94.223.690, Dosis Kedua 53.006.923
"Dari hasil pemusnahan itu diketahui ternyata bahan peledak tersebut masih menghasilkan efek ledakan yang dahysat," jelasnya.
Imam ditangkap saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Cirebon, Jawa Barat, pada 2017 lalu.
"Pada 18 September 2017, Presiden Jokowi akan menghadiri acara penutupan kegiatan Festival Keraton Nusantara (FKN) IX Tahun 2017 di Taman Gua Sunyaragi, Cirebon."
Baca juga: Pekerja di Indonesia Sangat Banyak, Gerindra Bilang Partai Buruh Berpeluang Besar Masuk Parlemen
"Densus 88 Antiteror Polri menangkap teroris di sekitar bandara Cakrabhuwana, Cirebon, Jawa Barat, tiga jam sebelum Presiden mendarat," papar Ramadhan.
Dari tangan Imam, kata Ramadhan, Tim Densus 88 Antiteror Polri juga menemukan barang bukti lain.
Di antaranya, satu buah koper yang berisikan sangkur, airsoft gun, buku ajakan berjihad, dan beberapa benda mencurigakan lainnya.
"Dari hasil penyelidikan awal pada saat itu, Imam diketahui terkait dengan jaringan JAD dan berniat untuk merampas senjata anggota polisi yang mengamankan kedatangan presiden sekaligus melukainya," terangnya.
Belajar Terorisme dari Medsos
Tiga dari 48 tersangka teroris yang ditangkap Densus 88, merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).