Ketiganya mengenal pemahaman terorisme dari media sosial.
"Lebih tepatnya jaringan JAD, tapi dia gunakan medsos 3 orang ya."
Baca juga: Dari Sumatera Hingga Kalimantan, Densus 88 Ciduk 48 Tersangka Teroris dalam Waktu 4 Hari
"Dia mengenal tentang pemahaman teroris juga dari medsos."
"Menyebar berita-berita tentang informasi dari medsos," ungkap Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (17/8/2021).
Ahmad menuturkan, ketiganya mengetahui cara pembuatan senjata hingga kegiatan aksi terorisme melalui media sosial.
Baca juga: Pemerintah Turunkan Harga Tes PCR: Maksimal Rp 495 Ribu di Jawa-Bali, dan Pulau Lainnya Rp 525 Ribu
"Sama belajar mengetahui, membuat senjata, membeli senjata dari medsos."
"Buku-buku mempelajari teroris dia dari medsos."
"Sehingga JAD itu ya pemahamannya pengetahuannya dari medsos."
Baca juga: Ombudsman Nilai Capaian Vaksinasi Covid-19 Jakarta Ambigu, Pemprov Diminta Bersihkan Data
"Jadi kadang saling mengenal dari medsos," ungkapnya.
Ahmad menambahkan, jaringan ini berbeda dari Jamaah Islamiah (JI).
Kegiatan mereka juga berbeda satu wilayah dengan wilayah lainnya.
Baca juga: Modus Yayasan Milik Teroris JI Galang Dana, Tebar Kotak Amal Hingga Gelar Tablig Akbar
"JAD beda sama JI."
"JI itu kumpul-kumpul ya punya kelompok, dan biasanya antar-wilayah satu dengan wilayah lainnya terhubung," jelasnya. (Igman Ibrahim)