Buronan Kejaksaan Agung

Beredar Rekaman Napoleon-Tommy Sumardi Soal Kasus Red Notice, Nama Listyo Sigit Prabowo Disebut

Editor: Yaspen Martinus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rekaman percakapan antara mantan Kadiv Hubinter Mabes Polri Irjen Napoleon Bonaparte dengan sejumlah tersangka lain dalam kasus suap penghapusan red notice Djoko Tjandra, beredar di publik.

"Dia di bawah tekanan. Daripada digebuk, bukan cuma digebuk dia jawab, Pak Tommy oh ini daripada saya dibunuh, katanya. Saya ikutin aja mau dia,” ungkapnya.

Dion menyampaikan, Irjen Napoleon saat itu masih memiliki pengaruh yang kuat di Rutan Bareskrim meski berstatus tahanan.

Dia pun mencontohkan tersangka kasus penistaan Muhammad Kece yang babak belur dianiaya oleh Irjen Napoleon.

Baca juga: Tetapkan 3.103 Komponen Cadangan 2021, Jokowi: Tidak Boleh Digunakan Kecuali Kepentingan Pertahanan

“Kalian lihatkan bagaimana Muhammad Kece digebukin di dalam penjara."

"Dia punya bintang 2, seragam bintang dua."

"Dia berkuasa dalam penjara, polisi-polisi semua enggak ada yang berani ama dia."

"Waktu itu (Tommy) dibawa ke bawah situ, dia didikte, disuruh, kamu ngomong begini ya. Gitu lah,” papar Dion.

Namun demikian, Dion menyatakan pemaksaan Irjen Napoleon di dalam Rutan Bareskrim Polri sama sekali tak mempengaruhi keterangan kliennya di persidangan.

Dia tetap mengakui pernah memberikan uang terhadap Napoleon.

Hal tersebut berbeda seperti isi rekaman yang beredar, yang mana kliennya membantah pernah memberikan uang kepada Irjen Napoleon.

“Tapi dalam sidang enggak pernah dicabut. Kan sumbernya kan di BAP."

"Kan itu ada penyerahan uang lima kali."

"Bulan April itu kan saya lupa tanggalnya 27 (April), 28 (April), tapi mulai tanggal 30 (April) terus 4 Mei, 5 Mei, tanggal 29 (April), 4 Mei sama 5 Mei," bebernya.

Berdurasi Satu Menit

Sebuah rekaman percakapan antara eks Kadiv Hubinter Mabes Polri Irjen Napoleon Bonaparte dengan sejumlah tersangka lain kasus suap penghapusan red notice Djoko Tjandra, beredar.

Halaman
1234