Sementara partai-partai lain di bawah 3 persen, dan yang belum tahu 18,8 persen.
Survei dilakukan SMRC pada periode 15-21 September 2021 lalu melalui wawancara tatap muka.
Pengambilan sampel dilakukan dengan multistage random sampling, yakni sebanyak 1220 responden dengan response rate 80 persen atau 981 responden berhasil diwawancara.
Untun Margin of Error diperkirakan sebesar kurang lebih 3,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Pengamat LIPI Nilai Langkah Airlangga Tunjuk Erwin Aksa Selaku Waketum Kian Menguatkan Partai Golkar
Pengamat politik LIPI, Wasisto Raharjo Jati menilai keputusan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang menunjuk Erwin Aksa sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Penggalangan Strategis merupakan langkah tepat.
Menurutnya, penunjukan Erwin yang bersamaan dengan penunjukan Adies Kadir selaku Wakil Ketua Umum Bidang Politik Hukum dan HAM serta Firman Subagyo selaku Wakil Ketua Umum Bidang Sosial itu dapat mengonsolidasi suara.
"Penunjukkan Erwin ini adalah cara Golkar untuk mengonsolidasi suara di provinsi kantong pemilih lain agar tidak terkena efek bola salju," tegas Wasisto dalam siaran tertulis pada Selasa (28/9/2021).
Baca juga: BPIP Bedah Musik Kebangsaan, Dianggap Efektif untuk Menyampaikan Pesan Positif pada Generasi Muda
Baca juga: Belum Mendapat Surat Pemecatan, Viani Limardi Mengaku Masih Menjadi Anggota Legislator DKI Jakarta
Wasisto melanjutkan, penunjukkan Erwin Aksa juga merupakan langkah substitutif untuk tetap mengakomodasi elit nasional yang merupakan putra lokal.
"Penunjukkan Erwin Aksa merupakan langkah substitutif untuk tetap mengakomodasi elit nasional berlatar belakang orang kuat lokal," papar Wasisto.
Wasisto menekankan, gerak cepat Airlangga menujuk sejumlah tokoh untuk mengisi pos Wakil Ketua Umum Partai Golkar pasca adanya kader yang tersandung korupsi itu merupakan langlah untuk membuat partai tetap solid.
"Selain itu pula, pembenahan itu dimaksudkan agar jangan sampai penetapan tersangka itu menimbulkan lesunya mesin partai, sehingga perlu disegerakan penggantinya yang sepadan," jelas Wasisto. (*)