TRIBUNTANGERANG, SERPONG - Seekor ular sanca batik ditemukan sedang bersembunyi di kediaman milik Muslim yang beralamat di Jalan kesenian RT 1/5, Buaran, Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Keberadaan hewan melata itu pun membuat terkejut sang pemilik beserta isi rumahnya.
Pasalnya, sang ular sanca asik mendiami kolong lemari yang berada di dalam kediaman Muslim.
"Nampak bergerak dan bersembunyi di bawah lemari. Kemudian pemilik rumah langsung menelpon ke Pemadam Kebakaran Kota Tangsel," kata Komandan Regu (Danru) Rescue Tim Alpha Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Tangsel, Darus Salam dalam keterangannya kepada TribunTangerang.com, Serpong, Rabu (10/11/2021).
Darus menuturkan temuan tersebut terjadi pada Selasa, 9 November 2021 pagi sekitar pukul 03.40 WIB.
Baca juga: Garuda Indonesia Fasilitasi Repatriasi Kura-kura Leher Ular dari Singapura ke Kupang
Kala itu, para penghuni rumah sedang dalam kondisi tertidur pulas.
Tiba-tiba saja terdengar suara benda jatuh begitu keras dari dinding plafon bagian rumah hingga membuat terkejut Muslim.
Ternyata, suara jatuh tersebut bersumber dari seekor ular sanca batik berukuran sekitar 3 meter yang masuk dan bersembunyi di kediaman warga tersebut.
"Seekor ular sanca yang terjatuh dari dinding fiber pembatas rumah. Sehingga pemilik rumah yang sedang terlelap kaget , setelah dilihatnya seekor ular sanca yang berukuran kurang lebih 3 meter," ungkapnya.
Adapun saat ini ular tersebut telah diamankan pihaknya ke Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan di kawasan Serpong Utara.
Di saluran air
Sementara itu di lokasi lain, warga Jalan Keluarga, Jurang Mangu Barat, Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel) geger akibat temuan seekor ular sanca batik sepanjang sekitar 3 meter.
Taufik Hidayat (24) selaku pemilik rumah mengatakan penemuan ular sanca itu pada Senin, 8 November 2021 pagi.
Menurutnya, penemuan ular itu berawal dari Ibunya yang melihat suatu benda mencurigakan yang bergerak pada saluran pembuangan air.
"Pas lagi mau ke dapur jadi ibu melihat ada sesuatu disangka sampah. Pas ibu manggil saya, saya senter dilihat ternyata ular," katanya saat ditemui di lokasi, Pondok Aren, Kota Tangsel, Selasa (9/11/2021).
Baca juga: Korban Meninggal Kebakaran di Perumahan Metland Puri Cipondoh Hamil 4 Bulan
Sontak penemuan hewan melata itu pun membuat ia bersama sang ibu terkejut.
Taufik pun bergegas memanggil warga sekitar agar sang ular dapat keluar dari rumahnya sembari menelpon pihak Pemadam Kebakaran (Damkar).
"Nah dari situ kita manggil-manggil warga buat evakuasi. Tapi sebelumnya sudah manggil Damkar, sambil nunggu Damkar kita mantau ular ini, supaya pergerakan terlihat," ungkapnya.
Kemudian warga pun bersama dirinya berinisiatif menangkap ular tersebut.
Sebab, sang ular justru berusaha masuk ke dalam kediamannya hingga membuat para penghuninya ketakutan.
Baca juga: Breaking News: Kebakaran Rumah di Puri Metland Cipondoh, Satu Keluarga Tewas
Ia pun bersama warga dengan alat seadanya berusaha menangkap ular itu yang sempat lari ke pipa pembuangan air.
"Kesulitannya sih karena si ular ya itu besar, jadi pas banget sama paralon, dan proses penarikannya itu agak susah karena dia juga agak melawan, jadi dia naik ke atas terus. Jadi dari atas itu disiram air panas akhirnya pelan-pelan dia baru keluar lagi dari saluran air. Dan baru warga menangkapnya," pungkasnya.
Mengenal Sanca Batik
Pakar herpetologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy mengatakan, ular sanca batik memiliki nama latin Python reticulatus.
Menurut Amir, masyarakat di Indonesia dan Malaysia sering menggunakan kata sanca untuk menyebut ular jenis piton tersebut.
"Ular yang memangsa seorang perempuan di Sulawesi beberapa waktu lalu merupakan jenis sanca batik," kata Amir saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (16/6/2018).
Amir menjelaskan, panjang ular sanca batik dapat mencapai 10 meter dan menjadi yang terpanjang di dunia. Ukuran ini melebihi panjang ular Anaconda dari sungai Amazon.
"Ular piton di daerah Sulawesi memang bisa sangat besar dan panjang karena menjadi predator tertinggi di dalam rantai makanan. Mangsanya juga mamalia besar seperti babi hutan. Hal ini membuat ukuran piton di Sulawesi berbeda dengan piton di Sumatera, karena masih ada predator lainnya seperti harimau," jelas Amir.
"Apabila di penangkaran panjang ular piton bisa mencapai 10 meter, kalau di alam liar panjangnya mencapai 7 meter," tambah Kepala Laboratorium Herpetologi Puslit Biologi LIPI tersebut.
Sementara itu, jumlah populasi ular sanca batik di Indonesia masih terjaga, namun ada tiga jenis lainnya yang terancam punah.
"Ada tiga jenis piton yang statusnya hewan dilindungi, yaitu Python morulus atau Sanca Bodo yang ada di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Barat, Condropyhton viridis atau sanca Hijau yang ada di Papua dan Pyhton timorensis atau Sanca Timur yang ada di Nusa Tenggara Timur dan Pulau Timor," paparnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mengenal Ular Sanca Batik, Predator yang Makan Manusia di Sulawesi",