TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Artis dan narkoba bukan berita baru.
Namun ditangkapnya beberapa artis di awal tahun tetap mengejutkan masyarakat.
Terlebih tahun 2022 belum genap satu bulan.
Penangkapan terakhir adalah seorang stand up comedian (comic) yaitu Fico Fachriza.
Menanggapi penyalahgunaan narkoba di kalangan selebritis ini, pakar perilaku Lutfi JW memaparkan faktor penyebab sekaligus cara mengatasinya.
Baca juga: Kakak Fico Fachriza Berharap Sang Adik Kapok Pakai Narkoba
Sebagai pakar, Lutfi JW memaparkan akan ada 4 faktor yang menjadi penyebab selebritis terjerat narkoba.
"Sejauh pengamatan saya sejak tahun 2015, ada 4 faktor utama yang menyebabkan artis dan selebritis terjerat narkoba. Pertama, kesempatan atau peluang, kedua kecemasan dan ketertekanan. ketiga believe system dan keempat adalah keseleo imajinasi," Ujar Lutfi JW saat dikonfirmasi pada pada Senin (17/1/2022).
Pengamat yang juga seorang trainer komunikasi holistik ini menjelaskan bahwa, selebritas Indonesia bisa mendapatkan kesempatan dan peluang berkaitan juga dengan adanya koneksi.
Sehingga banyak selebritis Indonesia yang akhirnya terjerumus dalam barang haram tersebut.
Baca juga: Empat Artis yang Terjerat Narkoba, ada yang Memiliki Keterkaitan dengan Artis Lainnya
"Jika tidak punya kesempatan atau peluang, maka sulit untuknya terjerat penggunaan barang haram ini. Kesempatan atau peluang ini berkaitan dengan koneksi, pergaulan, serta kemampuan finansial," lanjutnya.
Namun kesempatan ini, tidak terlalu berpengaruh jika tidak ada rasa tertekan atau kecemasan dalam dirinya.
Faktor kedua, terjeratnya para seleb ini bisa jadi karena tekanan pekerjaan, gaya dan atau persoalan hidup. Ditambah lagi rasa cemas akan popularitas dan image dari dalam diri para selebritis.
"Hal-hal di atas memperbesar kemungkinan penggunaan zat adiktif." Lanjut Lutfi JW.
Ternyata, selain kesempatan dan rasa tertekan, ada faktor pendukung yang lebih penting, yaitu believe system atau sistem nilai serta prinsip hidup yang diyakini oleh sang selebritis.
Karena menurutnya, faktor ini bisa menjadi pertahanan yang kuat untuk para selebritis pada sebenarnya.
"Namun yang sangat penting adalah faktor ketiga yaitu believe system. Karena faktor ini menyangkut nilai-nilai, prinsip serta pegangan hidup yang diyakini. Inilah yang membedakan antara yang terjerat dan yang tidak terjerat narkoba walaupun sama-sama memiliki kesempatan dan ketertekanan," jelas Lutfi.
"Jika sistem nilai yang diyakini menempatkan narkoba sebagai barang haram atau kejahatan dan merusak kehidupan maka dia tidak akan memakai." Imbuh Lutfi JW.
Seperti yang kita ketahui bersama, banyak juga artis yang selamat dari jerat narkoba.
Bisa diartikan, saat ini masih ada sistem pertahanan yang dimiliki oleh para artis tersebut, sistem pertahanan itu bernama believe system.
Menurut Lutfi JW disamping pilih sistem pertahanan kedua adalah penggunaan imajinasi secara tepat.
Baca juga: Pelukis Fitrajaya Nusananta Tampilkan Figur Super Hero di Pameran Lukisan Bersama di Perpusnas
Menurutnya, aksi reaksi dan perilaku manusia dapat dipengaruhi oleh fungsi dan kerja otak terutama imajinasi.
Imajinasi ini merupakan kemampuan kreatif manusia yang melahirkan gambaran, bayangan atau film di kepala setiap orang tentang suatu hal.
Ternyata dari Imajinasi inilah yang melahirkan prestasi inovasi, karya seni serta empati untuk seseorang.
Ditegaskan kembali olehnya, imajinasi pulalah manusia bisa menjadi psikopat dan sosiopat. Bahkan imajinasi jugalah yang bisa membuat seseorang bisa menjadi pisau bermata dua untuk dijadikan pertahanan atau perusak perilaku.
"Imajinasi inilah yang menjadi faktor penting yang sering melahirkan motif-motif kejadian atau perilaku," sambungnya.
Baca juga: Punya Sederet Prestasi di Ibu Kota, Anies Baswedan diminta Menjadi Gubernur untuk dua Periode
Menurut para pakar neurosains otak manusia memproduks sekitar 50.000 percikkan ide dan atau imajinasi setiap hari.
Menurut Lutfi, pengendalian atau pengarahan imajinasi ini sangat penting, hal ini yang sering terlupakan oleh semua orang termasuk para konsultan psikologi.
Terkait apa yang harus dilakukan agar kasus penggunan narkoba tidak merajalela di kalangan public figure, menurut Lutfi ada 4 hal utama yang bisa mereduksi kasus ini.
Pertama, Kehadiran pemerintah, secara massif adil dan aktif. Kedua, kesadaran para artis untuk memiliki seorang pembimbing atau konsultan karakter dan kepribadian.
Lalu yang ketiga, lahirnya komunitas yang peduli dan mengawal karakter serta perilaku selebritis agar membiasakan melakukan terapi doa Visual.
"Terapi doa visual itu simpelnya begini, biasakan membayangkan hal-hal terbaik yang bisa anda capai tanpa narkoba. Lalu bayangkan hal-hal terburuk yang terjadi jika menggunakan narkoba," tutur Lutfi.