TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Hanya dalam hitungan minggu, anak-anak kelas 12 akan menghadapi ujian.
Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2022 sebagai syarat Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) semakin dekat.
Pendaftaran UTBK untuk SBMPTN 2022 ini diketahui akan dimulai pada sekitar bulan Maret hingga April 2022.
Lucia Peppy Novianti, seorang psikolog yang juga merangkap sebagai CEO Wiloka Workshop dan konsultan di berbagai instansi, mengungkapkan bahwa jelang menghadapi SBMPTN sejak dulu hingga kini masalahnya tetap sama yakni menimbulkan kecemasan dengan derajat tingkat kecemasan yang berbeda-beda.
Baca juga: Gangguan Makan Kalangan Remaja Meningkat Selama Covid-19, Ini Tindakan Orangtua
Apalagi begitu mendekati hari-hari jelang UTBK tersebut semakin dekat saja biasanya para pelajar mengalami tekanan mental atau stres yang relatif tinggi setiap kali menghadapi ujian, terutama UTBK.
Selain persaingan yang ketat, para pelajar juga dituntut menghadapi soal-soal kompleks yang mencakup materi dari kelas 10 sampai 12 dengan waktu persiapan yang terbatas.
Maka tak heran, situasi ini menyebabkan tingkat stres yang tinggi untuk mereka
“Kecemasan itu grafiknya semakin meningkat saat jelang menghadapi UTBK, banyak anak yang merasa seakan-akan belum belajar apapun, jadi si anak merasa overload dari pikiran-pikiran negative tentang dirinya seakan-akan datang bersamaan” ujar Peppy dalam takshow Psikologi yang diadakan Wartakotalive.com dan Tribunnetwork dengan tema Mengenal Gangguan Kecemasan pada Remaja dan Cara Mengatasinya, Selasa (18/1/2022).
Stres jelang ujian tidak boleh diabaikan.
Baca juga: Inilah Doa untuk Orangtua Baik Dalam Kondisi Sehat, Sakit Maupun yang Sudah Meninggal
Pasalnya, tingkat stres yang tinggi saat ujian dapat menyebabkan turunnya motivasi belajar. Sehingga penyerapan informasi pun menjadi tidak optimal karena anak mengalami kelelahan.
Sebagai orangtua seyogyanya bisa merespon kecemasan yang dialami oleh anak dalam menghadapi kecemasan jelang UTBK tersebut. Dan sedapat mungkin dapat meringankan beban kecemasan yang dihadapi anak-anak.
Berikut adalah yang disarankan psikolog :
1 Lingkungan belajar yang nyaman
Ciptakan lingkungan belajar yang nyaman agar anak bisa lebih menguasai materi.
2 Mengungkapkan apapun ganjalan yang dirasakan anak
Buatlah daftar permasalahan dalam proses belajar yang memicu stress dan coba menyelesaikannya satu per satu
Baca juga: Miris, Para Pelajar SMKN 7 Kota Tangsel Melangsungkan Ujian di Kelas yang tak Layak Huni
3 Bicara dengan anak dari hati ke hati