Tangerang Raya

Perjuangan Rosyid Mulai dari Cari Rumput hingga Jadi Jutawan dari Usaha Berdagang Kambing

Penulis: Gilbert Sem Sandro
Editor: Intan UngalingDian
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rosyid- pedagang kambing-membuka lapak kambingnya selama 25 tahun di Pasar Galeong, Karawaci, Kota Tangerang, Senin (30/5/2022). Dia mengaku bisa meraih omzet jutaan rupiah dari usahanya berdagang kambimg.

TRIBUNTANGERANG.COM, KARAWACI - Rosyid, pedagang kambing mampu menghasilkan omzet puluhan juta rupiah dari berdagang di Pasar Galeong,  Margasari, Karawaci, Kota Tangerang.

Ketika menjelang Hari Raya Idul Adha, penghasilan Rosyid berjualan di  Pasar Galeong akan semakin meningkat.

Pasalnya, lapak dagangannya yang menjajakan kambing itu tidak hanya beroperasi saat momen Idul Adha tiba, melainkan berjualan setiap hari.

"Saya sudah berjualan di Pasar Kambing Galeong ini kurang lebih selama 25 tahun, sejak tahun 1997-an," ujar Rosyid saat diwawancarai Tribuntangerang.com, Senin (30/5/2022).

"Alhamdulillah setiap hari ada terus pelanggan, apalagi kalau Hari Raya Idul Adha tiba, saya bisa menjual lebih dari 300 kambing yang biasa digunakan umat Muslim untuk kurban," ujarnya.

Perjuangan Rosyid hingga populer sebagai pedagang kambing tidak mudah.

Dia berjuang selama 25 tahun hingga bisa bertahan sampai sekarang.

Awalnya, Rosyid hanya bekerja membantu pamannya mencari rumput untuk pakan kambing.

Seiring berjalannya waktu, Rosyid mulai mempelajari dan mengerti cara bekerja menjual hewan kurban.

Baca juga: Pedagang Hewan di Galeong Kota Tangerang Bagikan Ciri Hewan Kurban Bebas Penyakit Mulut dan Kuku

Baca juga: Jangan Salah Pilih! Ini Tips Memilih Hewan Kurban yang Sehat

Setelah memahami beternak kambing dan memiliki modal cukup, Rosyid memutuskan untuk membuka usaha sendiri menjual hewan  berkaki empat herbivora itu.

"Awalnya saya hanya bekerja membantu mamang saya mencari rumput atau jerami untuk makanan kambing ini, karena mamang saya juga beternak kambing dulu, jadi dia yang mengajari saya," kata dia.

"Sambil bekerja itu saya mulai mempelajari, terus semakin paham, dan akhirnya saya coba menjual kambing sendiri sebanyak 20 ekor waktu pertama kali," tuturnya.

Berawal dari 20 ekor dan mengumpulkan modal, dia mampu menjual lebih dari 300 ekor kambing setiap momen Idul Adha.

Begitu juga saat hari-hari biasa, kambing milik Rosyid tetap banyak peminat.

Mayoritas pelanggannya untuk sehari-hari yakni masyarakat yang hendak menggelar acara aqiqah atau perayaan lainnya.

Meskipun tidak momen Idul Adha, Rosyid tetap mampu menjual puluhan ekor kambing sekitar 50 ekor setiap bulannya.

"Kalau pembeli sehari-hari ada saja, pelanggan saya itu biasanya membeli kambing untuk acara aqiqah atau acara syukuran dan semacamnya," kata Rosyid.

Baca juga: Sebaiknya Jangan Dipilih Bila Hewan Kurban Terlihat Diam, dan Melamun!

Selain menjual kambing kondisi hidup, Rosyid pun melayani pemotongan kambing, hingga kambing yang telah dimasak dan siap dikonsumsi.

Olahan masakan kambing tersebut, biasnya dihidangkan dalam bentuk sajian gulai, semur, hingga sate.

Pelebaran sayap bisnis kambing dilakukan Rosyid, untuk melayani para pelanggannya.

Pasalnya, peminat kambing miliknya itu tidak hanya berasal dari Kota Tangerang, namun juga dari Jabodetabek.

Setiap pembelian satu ekor kambing yang telah diolah, Rosyid mampu menyajikan sebanyak 80 porsi menu hidangan kambing. 

"Alhamdulillah, usaha saya enggak hanya menjual kambing hidup, tapi juga sekarang melayani pemotongan dan mengolah daging kambing itu sendiri."

"Satu kambing itu biasanya bisa jadi 80 porsi, baik digulai, semur atau sate. Saya bikin begini karena banyak pelanggan yang minta langsung jadi, karena pembelinya ada juga yang dari Jakarta, Depok, sampai Bekasi," katanya.

Dia mengaku tidak meraup kentungan jumlah banyak dari hasil menyajikan olahan daging kambing tersebut.

Setiap satu ekor kambing yang telah dimasak, Rosyid hanya melebihkan harga untuk biaya memasak sebesar Rp 500.000.

Alasannya, dia hanya ingin melayani dan membuat senang pelanggannya.

Strategi yang digunakannya itu untuk menjaga loyalitas pelanggan terhadap usahanya.

"Sebenarnya usaha kuliner kambing ini bukan jadi fokus utama, saya bikin begitu ya untuk melayani pelanggan saja."

"Karena prinsipnya kan kalau pelanggan puas, mereka nanti akan kembali lagi belanja di sini, syukur-syukur bisa jadi langganan," ujarnya.

Dari hasil usahanya berjualan kambing tersebut, Rosyid mampu menghidup keluarganya dan menyekolahkan kedua anaknya.

"Alhamdulillah jualan kambing ini cukup buat biaya kehidupan keluarga sehari-hari, dan anak saya 2 sudah bisa lulus sekolah semua," ujar Rosyid.