Pembunuhan

Sakit Hati Lihat Postingan Teman di Media Sosial Jadi Alasan Rudolf Tobing Bunuh Icha

Penulis: Nurmahadi
Editor: Lilis Setyaningsih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menciduk pria yang membawa mayat menggunakan troli masuk ke dalam lift aparteman kawasan Pramuka, Jakarta Timur.

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA -- Polda Metro Jaya mengungkap motif pembunuhan terhadap Ade Yunia Rizabani alias Icha (36) yang jasadnya ditemukan terbungkus plastik hitam di kolong Tol Becakayu, Kota Bekasi.

Pelaku merasa  sakit hati lalu merencanakan pembunuhan terhadap korban.

Diketahui, pelaku itu bernama Christian Rudolf Tobing (36).

Ia merupakan seorang pendeta muda dan pelayan gereja.

Tak hanya itu, ia juga saat ini bekerja sebagai terapis anak berkebutuhan khusus.

Pembunuhan yang dilakukannya karena ia merasa sakit hati.

Sakit hati tersebut dipicu saat pelaku melihat postingan di akun media sosial milik S pada Agustus 2021.

Hal itu disampaikan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi

Hengki menyebut, S sebenarnya juga jadi target pembunuhan oleh pelaku, bersama satu orang lainnya berinisial H.

"Terlihat foto di mana saat S mengadakan acara, ada salah satu teman pelaku yang saat ini bermusuhan dengan pelaku. Di situlah pelaku merasa tersakiti atau dikhianati oleh teman-temannya," kata Hengki dalam keterangan kepada wartawan, Minggu (23/10/2022).

Saat itu, pelaku masih bisa membendung amarahnya kata Hengki.

Akan tetapi, pelaku kembali tersulut emosi usai melihat kembali foto-foto di akun media sosial pada Maret 2022. 

Alhasil, niatan dari pelaku untuk menghilangkan nyawa ketiga temannya tersebut kembali terbesit di benaknya.

"Pada saat itu setelah ulang tahun anaknya, pelaku kembali melihat foto-foto di media sosial bahwa calon korban atas nama H, I dan S masih bersama saat merayakan natal, ataupun kegiatan-kegiatan lain secara bersama. Pelaku merasa lebih sakit hati lagi dan berniat untuk menghabisi ketiganya," kata Hengki.

Baca juga: Pelaku Pembunuhan Sekaligus Pembuang Mayat ke Kolong Tol Becakayu Mengaku Pernah jadi Pendeta Muda

Baca juga: Polisi Kantongi Identitas Terduga Pelaku Pembunuhan Mayat Terbungkus Plastik di Bekasi

Sementara itu, Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Indrawienny Panjiyoga mengatakan, pelaku dengan seorang calon korban berinisal H sejatinya punya hubungan pertemanan.

Namun, terjadi selisih paham sehingga bermusuhan dengan pelaku.

"Calon target yang atas nama H ini dulunya kawan pelaku," ujar dia.

Awalnya, pelaku menjadikan H sebagai target pertama.

Kala itu, pelaku mencoba menghubungi adik calon korban melalui media sosial.

"Akhirnya bertukar nomor telepon dan chattingan untuk menanyakan calon korban," ujar Panji.

Ia juga mengatakan, pelaku berkomunikasi dengan adik calon korban dengan dalih akan memberikan kejutan kepada calon korban.

Akan tetapi rencana tersebut gagal, sehingga pelaku beralih kepada target berikutnya yakni Icha alias I.

"Pelaku tahu kalau saudari I ini pasti mengiyakan, jika ia mengajak podcast atau ngobrol bareng live, siaran youtube live, " ujar Panjiyoga.

Setelah rencana live bareng diiyakan Icha. Keduanya lalu berjanji untuk bertemu hari Senin di sebuah Apartemen.

"Pada saat itu pelaku menjemput korban di daerah Kencana Tower Meruya setelah itu pelaku berjalan menuju apartemen di wilayah Jakpus di mana sebelumnya pelaku sudah menyiapkan apartemen tersebut untuk disewa 1 hari," terang dia.

Baca juga: Bawa Mayat Korban Pembunuhan ke Dalam Lift, Warganet Sebut Rudolf Berdarah Dingin

Perbincangan perihal podcast dilakukan pada saat di apartemen.

Pelaku kemudian mengikat korban dengan kabel seolah-olah sedang terjadi drama penculikan.

"Jadi pelaku mengikat korban dengan kabel tis dan disetujui korban, pada saat kaki dan tangan terikat, pelaku langsung berbicara dengan korban sebenarnya pelaku membohongi korban," ucap Panjiyoga.

Kemudian pelaku mencecar korban dengan sejumlah pertanyaan pada saat kondisi sudah terikat.

Pelaku terus memberondong korban dengan sejumlah pertanyaan.

Tak hanya itu, pelaku juga memeras dan menguras habis rekening korban. 

"Lalu disitu pelaku menyampaikan kepada korban kamu akan ada di kubu mana, saya atau H, dan dijawab korban di bagian kamu. Selanjutnya pelaku berbicara dengan korban kamu harus membantu saya dengan cara kamu memberikan saya sejumlah uang untuk membantu saya menghabisi saudari H," ujar Panji.

Diketahui, pelaku mengalihkan uang sejumlah Rp 19,5 juta dari rekening korban.

Pelaku juga sempat meminta korban menghubungi keluarganya untuk ditransfer uang sebesar Rp 10 juta.

Setelah itu, pelaku kembali menganiaya korban dengan cara mencekik hingga korban tak bernyawa.

Baca juga: Pelaku Pembunuhan di Apartemen Tersenyum ke CCTV Saat Dorong Mayat Korban Masuk Lift

Panjiyoga menyebutkan, sempat terbesit dibenak pelaku untuk menyewa pembunuh bayaran guna menghabisi nyawa H. 

Rencana itu timbul tiga hari sebelum pelaku mengeksekusi korban inisial I atau Icha.

Namun, niatan diurungkan karena terkendala biaya.

"Pelaku sempat searching di internet jasa pembunuh bayaran dan tarifnya, kenapa tidak jadi, kata pelaku karena tarifnya terlalu mahal dan pelaku tidak sanggup, kemudian pelaku mensearching lagi bagaimana cara membunuh orang supaya tidak bersuara," ujar Panji.

Lebih lanjut, uang yang diperoleh pelaku dari korban inisial I atau Icha kata Panji, diduga untuk memuluskan rencana pelaku membunuh target lain.

"Keterangannya untuk operasional melakukan dua pembunuhan lagi target yang ditargetkan pelaku," ucapnya. (m41)