TRIBUNTANGERANG.COM - Setelah dua tahun dijerat pandemi, aktivitas pelayanan di Kantor Imigrasi Kelas-I Khusus Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Bandara Soekarno-Hatta mulai normal. Kini mereka semakin menata diri untuk memberikan pelayanan terhadap masyarakat.
Selain kantor yang sudah bersih, mereka ingin memastikan pegawai melayani dengan ramah. Kebiasaan lama pelayanan birokrat yang arogan tak bisa dipertahankan lagi.
Karena itu, Kepala Imigrasi Kelas-I Khusus TPI Bandara Soekarno-Hatta, Muhammad Tito Andrianto mewajibkan para pegawai memakai pin 'tegur saya jika saya tidak ramah'
Baca juga: Ngurus Paspor Pulang Ngantor, Berikut Ragam Inovasi Pelayanan Paspor Imigrasi Bandara Soetta
Saat wawancara eksklusif bersama Tribun Network (Harian Warta Kota-TribunTangerang.com) yang diwakili Wakil Direktur Pemberitaan Tribun Network-Pemimpin Redaksi Warta Kota, Domu D Ambarita, Tito menyampaikan startegis menggerakkan pegawai Imigrasi agar lebih melayani.
Tribun : Pak Tito, 25 tahun bertahan dan saat ini pimpinan tertinggi di Kantor Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta, inspirasi apa nasehat apa yang Bapak sampaikan ke staf sehingga bisa menjalani tugas seperti tugas seperti Bapak?
Tito : Saya di Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta ini dengan anggota 824 orang ya, bukannya sedikit dan kedua juga kita enggak perlu sering-sering memberikan marah atau apa gimana. Jadi saya punya cara. Saya punya cara, jadi saya punya PIN yang bertuliskan 'Tegur Saya Jika Saya Tidak Ramah'
Pin ini ditempelkan di pakaian pegawai dan kalau pakai PDH saya juga pakai. Jadi pin ini kita tempel (dipakaian) dari kepala kantor sampai dengan tukang sapu, juga ada yang tenaga honor. Sehingga minimal, kalau dia melayani masyarakat tidak jutek ya. Kan malu kalau dia jutek atau enggak peduli dengan masyarakat.
Ya, awalnya itu dan memberikan pelayanan baik kepada masyarakat. Definisi ramah kongkretnya itu senyumlah, ramah, sopan. Jadi kalau dia pakai pin ini, malu kalau dia jutek saat melayani masyarakat.
Makanya, saya menggunakan pin ini sudah sejak tahun 2018 saat saya menjabat sebagai Kepala Kantor Imigrasi Cirebon, terus pindah ke Imigrasi Jakarta Selatan. Dan, sampai sekarang di Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta, saya selalu pakai ini.
Pada Imigrasi Cirebon, jumlah anggota itu cuma 100 lalu pindah ke Imigrasi Jakarta Selatan ada 200 anggota. Di sini terbesar dan paling banyak jumlah anggotanya.
Tribun : Berarti Bapak sudah bawa program ini dari Cirebon lalu ke Jakarta Selatan. Dan, kemudian di Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta ini. Sejauh ini apakah efekti membuat mereka ramah?
Tito : Alhamdulillah, karena komplain-komplain tentang sikap yang arogan atau apapun, selama saya di sini belum pernah ada.
Baca juga: Alasan Kepala Imigrasi Soetta Cantumkan Nomor Ponsel di Banner dan Spanduk, Ponsel Aktif 24 Jam
Tribun : Pak Kepala. Tidak banyak lho pegawai pemerintahan yang melakukan seperti ini. Sebab ini, adalah prinsip-prinsip swasta yang bersaing seperti perbankan atau layanan lainnya. Sedangkan, di pemerintahan tidak ada persaingan. Artinya, apapun yang dilakukan yang kami pasti ke sini. Nah, apa yang menginspirasi Bapak sehingga membuat ini?