Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UMY Faris Al-Fadhat menyatakan, SM memiliki riwayat gangguan mental, yang diduga menjadi pemicu dia mengakhiri hidup.
"Almarhumah memiliki riwayat psikiater sebelum masuk UMY dan di UMY juga sudah kami tangani melalui psikolog kami. Jadi sebelumnya yang bersangkutan memiliki riwayat gangguan mental," katanya, Senin.
Kasi Humas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffry mengungkapkan, korban diduga nekat mengakhiri hidup lantaran depresi.
Dugaan ini diperkuat kejadian pada Minggu (1/10/2023) malam. Saat itu, korban mengonsumi obat hingga 20 butir. Polisi menemukan bungkus bekas obat tersebut.
"Ada saksi yang menyatakan SM berteriak dan menangis histeris," kata Nengah Jeffry.
Rekan-rekannya segera menolong SM. "Sempat ditolong dan dibawa ke rumah sakit untuk bantuan medis dan obat berhasil dimuntahkan. Dari voice note yang dia kirim, korban berkeinginan mengakhiri hidup," lanjutnya.
Setelah kembali ke asrama, korban tidur pada salah satu kamar di lantai empat.
Hingga akhirnya korban ditemukan jatuh ke halaman.
Polisi juga mendapat keterangan, beberapa waktu lalu SM pernah bertanya kepada rekannya tentang peluang hidup ketika seseorang jatuh dari lantai empat.
"SM pernah berkata kepada rekannya, kalau jatuh dari lantai empat mati apa tidak?" katanya.
Dari keterangan saksi dan bukti-bukti di lokasi kejadian, polisi menduga SM sengaja menjatuhkan diri dari lantai empat.
"Diduga korban bunuh diri karena depresi dengan lompat dari lantai empat hingga membentur genting dan konblok," katanya.
Korban mengalami luka pada kepala bagian belakang, luka dalam, patah kaki kiri bagian bawah, lecet lecet pada kaki dan tangan.
Sosok yang Periang
Polisi memberi tahu kabar duka ini kepada keluarga SM di Sukarame, Bandar Lampung. Pihak keluarga pun segera menyiapkan kedatangan jenazah korban.