Kisruh Pasar Kutabumi

Kamarudin Simanjuntak Laporkan Dirut Perumda Niaga Kerja Raharja ke Polda Banten

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengacara pedagang Pasar Kutabumi, Kamarudin Simanjuntak

Sejak awal kedatangan Perumda NKR untuk memasang plang, Jalan Raya Kutabumi diblokade dan ditutup untuk pengendara yang umum yang hendak melintas.

Pasalnya, jalan tersebut berada di depan Pasar Kutabumi yang tengah menjadi lautan massa antara aparat keamanan dengan pedagang.

Diizinkannya mobil boks tersebut melintas, membuat para pedagang berang. Sebab mobil yang membawa plang berukuran besar itu belum juga bertolak mundur.

"Ini jalan umum, tolong berikan satu jalur untuk kendaraan yang ingin melintas," kata salah seorang aparat kepolisian melalui pengeras suara.

Baca juga: Kronologi Lengkap Kericuhan di Pasar Kutabumi Tangerang Akibat Pemasangan Plang Perumda NKR

Melintasnya kendaraan di Jalan Raya Kutabumi itu membuat lautan massa sempat terpecah.

Tidak kehabisan akal, para pedagang yang terdiri dari ibu-ibu pun akhirnya menggelar salat maghrib berjamaah untuk kembali menutup jalan.

Tidak berselang lama, situasi pun semakin memanas. Sebab, kendaraan taktis ternyata diterjunkan oleh Polresta Tangerang, yakni mobil water cannon pada pukul 18.03 WIB.

Pengerahan mobil water cannon itu membuat suasana semakin mencekam, sebab kendaraan taktis itu bolak-balik, melintas di Jalan Raya Kutabumi.

Melihat lautan manusia yang merupakan para pedagang mulai terpecah, ratusan personel gabungan Satpol PP dan polisi langsung bergerak untuk memasang plang.

Aksi tersebut sempat dicegah para pedagang agar plang tidak jadi diangkat dengan mendorong mundur mobil bak terbuka Satpol PP Kabupaten Tangerang.

Namun mobil water cannon yang telah bersiap langsung membunyikan suara klakson yang kencang disertai semburan air ke arah massa.

Baca juga: Alasan Dirut Perumda Niaga Kerta Raharja Baru Muncul ke Publik Usai Pasar Kutabumi Diserang Ormas

Para pedagang yang semula terdiri dari bapak-bapak dan ibu-ibu bersatu pun terpecah akibat kepanikan yang terjadi.

Sejumlah pedagang pun terjatuh akibat terdorong ataupun didorong aparat kepolisian saat hendak membuka jalan.

Mengetahui hal tersebut, para pedagang wanita mulai menangis histeris sambil berteriak. Sementara pedagang laki-laki masih berusaha menjaga agar plang tidak dipasang sambil beradu mulut dengan polisi.

Kemudian plang tersebut dipasang di area depan Pasar Kutabumi dengan ditancapkan ke dalam tanah oleh Satpol PP.

Halaman
1234