"Saya lolos ke Santa Ursula Jakarta Namun waktu itu mereka membuka Ursula di BSD dan saya pindah ke BSD," katanya.
Pindah ke Jakarta, Alex mengorbankan status pegawai negerinya.
Kekecewaan akan kurangnya perhatian kepada guru di sekolah negeri kala itu membuat dirinya tak mementingkan status pegawai negeri.
"Di Ursula, saya tetap membimbing di fisika dan ikut membimbing anak-anak di berbagai perlombaan Olimpiade," ucapnya.
Aktif menjadi guru, Alex juga meneruskan pendidikannya.
Ia lulus Magister Pendidikan di UPH tahun 2004.
Terjun ke Politik
Lama menjadi pengajar dan pernah menjabat sebagai wakil kepala sekolah, Alex di usia 55 tahun (2019) mencoba mengembangkan kariernya.
Bukan mendirikan bimbingan belajar, ia justru memberanikan diri ikut pemilihan legislatif untuk kota Tangerang Selatan.
"Saya dulu berpikir dan penasaran apa yang diomongin oleh para anggota DPRD. Saya kan punya kisah-kisah juga di masyarakat, bersentuhan dengan masyarakat. Jadi saya ingin tahu tugas mereka apa di DPRD," ucapnya.
Empatinya yang terasah saat menjadi guru, dan pengalaman kehidupan bermasyarakat akhirnya ia memberanikan diri maju.
Ia termotivasi membantu masyarakat kalangan bawah.
2019 silam, ia masuk ke partai solidaritas Indonesia (PSI)
"Bagi saya partai ini sangat cocok dengan saya, meskipun partai baru," katanya.
Ia lalu bertarung di dapil Serpong, Setu.