Kala itu, ia mampu meraih beasiswa Supersemar hingga beasiswa dari kampung halamannya, Romo SCY.
"Tahun 1988 itu saya lulus dan ditelpon oleh pastor, dan disuruh kembali ke Palembang untuk pengabdian. Saya berangkat dari Yogyakarta untuk mengajar di SMA Xaverius I Palembang," katanya.
Menjadi Guru
Kata Alex, ia menjadi guru di sekolah favorit tersebut tanpa melewati tahap tes.
Meski menjadi guru di sekolah swasta terkenal, Alex menyimpan hasrat untuk mengajar di sekolah negeri.
Menurutnya, pelajar sekolah negeri pun perlu bantuan pendidik yang bisa mengubah hidup pelajar tersebut.
Ia pun tes pegawai negeri dan lolos di tahun 90'an.
Kala itu, ia masih dipercaya mengajar di SMA Xaverius dan mengabdi di salah satu SMP yang jarak per sekolah mencapai 60 KM
Menjadi guru fisika, Alex Prabu dipercaya untuk membina siswa didik tes Olimpiade Fisika Internasional.
"Tahun 1998 saya jadi guru pembimbing anak-anak yang ikut Olimpiade ke Canada. Saat itu kami mendapat juara harapan," ucapnya.
Ia mengenang, saat menjadi guru pembimbing, dirinya sempat mengobrol dengan kepala dinas dan dijanjikan akan dipindah ke Palembang untuk mengajar di tingkat SMA.
Namun, janji tersebut tak pernah terwujud. Ia menanti namun tak pernah dipindah ke Palembang.
"Saya dulu pernah ditawarin ke SMA N 17. Dulu itu mau dijadikan sekolah favorit," katanya.
Kurangnya perhatian ke guru di negeri, ia justru memberanikan diri meminta pindah ke pihak sekolah Xaverius.
Jakarta pun menjadi tujuannya di tahun 1998.