Mahasiswa STIP Jakarta Tewas Dianiaya

Petinggi STIP Jakarta Dibebastugaskan Buntut Tewasnya Putu Satria Ananta Rastika

Editor: Joko Supriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta maaf ke keluarga Putu Satria di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Kamis 9 Mei 2024 - Menhub Rombak Sistem Pendidikan di Sekolah Kedinasan Kemenhub, Bebastugaskan Pejabat STIP

Lantas, korban bersama empat temannya hendak menuju ke kamar asrama untuk memanggil rekan-rekannya yang tertinggal atau tidak mengikuti kegiatan olahraga.

Baca juga: Keluarga Mahasiswa STIP Jakarta Putu Satria: Ulu Hati Dipukul Berkali-kali Pasti Mati!

Mahasiswa STIP Cilincing tewas di tangan senior. Kejadian itu terekam CCTV. (Kolase Tribunnews)
Namun, saat hendak kembali untuk mengikuti kegiatan olahraga, korban bersama empat rekannya bertemu dengan empat taruna tingkat dua.

Para senior itu mengajak lima orang juniornya ke toilet lantaran melihat korban dan keempat temannya melakukan kesalahan lantaran mengenakan pakaian olahraga.

"Begitu turun, ketemu sama tingkat dua, mungkin ada yang salah, dilihatnya menggunakan pakaian olahraga, dipanggil senior-seniornya itu," kata Hady di Mapolres Metro Jakarta Utara, Sabtu (4/5/2024).

"Diajak (senior), 'ayo ikut saya'. Ketika bertemu antara taruna tingkat satu dengan taruna senior tingkat dua, melihat ada yang salah, (junior) suruh ikut ke kamar mandi," lanjut Hady.

Selanjutnya, lima orang junior termasuk korban masuk ke dalam toilet bersama empat orang senior.

Baca juga: Mahasiswa STIP Cilincing Jakarta Utara Tewas Dianiaya, Polisi Tangkap Senior Diduga Pelaku

Saat itu, tersangka Tegar Rafi Sanjaya (21) sempat menyampaikan kalimat 'mana yang paling kuat?' kepada para juniornya.

Kemudian, korban yang merasa bahwa dia adalah ketua kelompok dari mahasiswa tingkat satu mengatakan, 'saya yang paling kuat'.

Setelah itu terjadi tindakan penganiayaan dari senior terhadap juniornya terjadi.

"Penindakan yang dilakukan ini menggunakan kekerasan tangan kosong, tidak menggunakan alat apa-apa, jadi pemukulan menggunakan tangan kosong," kata Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Gidion Arif Setyawan.

Adapun tindakan kekerasan dilakukan secara eksesif dan berakibat fatal.

Sekira pukul 07.55 WIB, korban menjadi orang pertama yang mendapatkan pemukulan dari tersangka.

Gidion mengatakan, pemukulan di bagian ulu hati korban dilakukan sebanyak 5 kali. Hal tersebut berlangsung hingga korban pingsan dan terjatuh.

Karena panik, para senior alias mahasiswa tingkat dua STIP Jakarta itu meminta empat orang mahasiswa tingkat satu keluar dari toilet.

"Di kamar mandi itu ada 5 orang (junior), korban adalah yang mendapatkan pemukulan pertama dan yang empat (rekannya) belum sempat (ditindak senior)," ucapnya.

Halaman
1234