Setelahnya, tim penembak drone disiagakan. Dari pinggir lapangan dekat parkiran Gedung Utama, sekira empat orang berbaju hitam tampak bersiaga, lengkap dengan alat penembak drone.
Tak berhenti di sana, beberapa petugas pengamanan dalam Kejagung yang berjaga di gerbang belakang (Jalan Bulungan) sudah memakai rompi anti-peluru.
Dua Mobil Polisi Militer pun terparkir di depan gerbang sisi dalam, tak seperti hari-hari biasanya.
Pengamanan Kompleks Kejagung dipertebal dengan tambahan personel dari berbagai kesatuan militer.
Tampak beberapa di antara personel tambahan mengenakan pakaian dinas harian Marinir Angkatan Laut.
Tambahan pengamanan juga tampak dikerahkan dari berbagai unsur, termasuk Polsek Kebayoran Baru.
Sebab mobilnya tampak terparkir pula di pinggir jalan depan gerbang Kejagung.
Puluhan anggota tak berseragam juga tampak menyebar di sekitar di sekitar Jalan Bulungan pada malam itu.
Pihak Kejaksaan Agung kemudian buka suara terkait peristiwa malam tersebut.
Peningkatan pengamanan disebut merupakan hal biasa ketika Kejagung sedang menangani perkara besar.
Diketahui saat ini Kejaksaan Agung memang sedang menangani beberapa perkara korupsi dengan kerugian negara fantastis dan diduga melibatkan tokoh-tokoh besar.
Di antara perkara tersebut yakni korupsi timah, impor gula, emas, dan lain sebagainya.
"Kalau peningkatan keamanan biasa-biasa saja itu kan. Kami lagi menangani perkara gede. Eskalasi pengamanan harus kita tingkatkan," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Ketut Sumedana, Jumat (24/5/2024).
Sedangkan terkait drone yang melintas di atas Kejaksaan Agung sampai disiagakan tim penembaknya, Ketut mengungkapkan bahwa itu sebagai hal yang biasa.
"Mungkin drone yang mutar beberapa kali ya biasalah. Itu kan kantor negara atau pemerintah. Pengamanan harus bagus," katanya. (Tribunnews.com/Ashri Fadilla)
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com