Lulusan Cumlaude di UGM tapi Kerja Bersihin WC di Australia, Dea Mengaku Menikmati Setiap Momen

Editor: Joseph Wesly
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dea Rachma tak malu membersihkan WC di Australia meski lulusan Cumlaude UGM. Dea kini bekerja sebagai tukang bersih-bersih penuh waktu di negeri Kangguru.

"My degree still sticks with me, karena bagaimana pun, aku pernah menempuh pendidikan di UGM dan alhamdulillah lulus," lanjutnya.

Di sisi lain, Dea mengungkapkan alasan dirinya mengambil pekerjaan sebagai petugas kebersihan yaitu untuk memperpanjang visanya di Australia.

"Salah satu alasan kenapa aku ambil kerjaan cleaner ini adalah untuk extend visa ku di Australia, karena aku mau memaksimalkan kesempatan yang bisa aku dapat," tuturnya.

Dea merasa, pekerjaan ini merupakan suatu tantangan sendiri baginya yang ingin mencoba keluar dari zona nyaman.

"Sebetulnya aku bisa aja ambil kerjaan yang selaras dengan backgroundku, tapi saat itu aku dapat offer kerjaan ini, dan ini tantangan baru buatku, untuk keluar dari zona nyaman," jelasnya.

Dea pun menegaskan tidak ada sedikit pun hal yang ia sesali dengan menjadi petugas kebersihaan seperti saat ini.

"Jadi, nggak ada yang aku sesali. Aku mensyukuri apa yang aku dapat saat ini," tuturnya.

"Semoga, kalian juga bisa mendapatkan kesempatan untuk mencoba hal-hal baru di luar zona nyaman kalian ya!" tandasnya.

Meski demikian, ia tak menampik ada rasa kesedihan karena kerap menerima komentar-komentar buruk dari warganet.

"Jujur aku sedih ketika ada orang yang bilang kalau ilmu (yang didapat di bangku kuliah) gak berguna. Di mana pun kita mencari ilmu, menurutku ilmu yang didapatkan tetap berguna," ungkap Dea.

"Dan banyak sekali orang-orang yang memandang rendah pekerjaan cleaner. Sedangkan, syarat untuk bisa mendapatkan visa WHV (Working Holiday Visa) Australia itu adalah harus lulus pendidikan D3/S1 atau sedang menempuh pendidikan minimal semester 4, dan juga harus ada tes IELTS minimum band 4.5," terangnya.

Jadi, kata Dea, jangan pernah memandang rendah suatu pekerjaan.

Sebab, apa pun pekerjaannya, selama itu tidak menyakiti orang lain atau merebut hak orang lain, maka pekerjaan itu mulia.

"Semua pekerjaan itu mulia, karena di balik orang yang pekerjaannya dianggap rendahan, ada tulang punggung yang berusaha menghidupi keluarganya dengan uang yang halal," kata Dea.

"So, be proud of what you are doing now. Additionally, I'm so proud of you," tambahnya.

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News 

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com