Namun, keadaan mulai berubah setelah curah hujan meningkat pada September 2024.
Menurut para ahli meteorologi, hujan itu disebabkan oleh badai ekstratropis. Youabeb menyebut, badai itu kemungkinan akan mengubah arah cuaca di Gurun Sahara dalam beberapa bulan mendatang.
“Udara yang lebih lembap menyebabkan lebih banyak penguapan air dan menarik lebih banyak badai,” kata dia.
Warga sekitar kesulitan air
Selama enam tahun berturut-turut, kekeringan menjadi tantangan bagi sebagian warga Maroko yang tinggal di sana.
Para petani terpaksa harus meninggalkan ladang mereka dan membatasi pemakaian air.
Namun, curah hujan yang melimpah kemungkinan akan membantu mengisi kembali aquifer atau cadangan air tanah di bawah gurun.
Aquifer tersebut dilaporkan telah terisi ulang sepanjang September. Kendati begitu, belum jelas seberapa berdampak hujan pada bulan lalu akan membantu mengurangi kekeringan. Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News