Tak Gentar Lawan Polisi, Agus Buntung Sewa 18 Pengacara untuk Buktikan Dirinya cuma Korban

Editor: Joseph Wesly
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

I Wayan Agus Suartama alias Agus Buntung.

Pengakuan pemilik homestay tempat Agus melakukan pencabulan membuat pernyataan yang mengejutkan.

Pengakuan ini menguatkan status tersangka Agus yang sudah menjadi tersangka pencabulan.

Shinta pemilik homestay di kawasan Selaparang, Kota Mataram membeberkan pengakuan yang mengejutkan.

Shinta mengatakan bahwa Agus datang ke homestay miliknya dengan membawa wanita berbeda-beda setiap harinya.

Baca juga: Dosen Tak Kaget Agus Buntung Bikin Ulah, Doyan Titip Absen dan Pakai Uang Beasiswa untuk Foya-foya

Shinta bahkan melihat Agus Buntung membawa wanita dalam satu bulan terakhir.

Agus katanya bahkan kerap selalu membawa wanita berbeda-beda setiap hari.

"Dia (Agus) setiap hari dengan orang yang berbeda bukan satu orang, besok datang lain, besok lain," kata Shinta dilansir Tribun-medan.com dari Tribun Bogor, Kamis (5/12/2024).

Shinta juga mengungkap dalam sehari Agus bisa membawa dua hingga tiga wanita berbeda ke penginapan.

Kesaksian Shinta itulah yang akhirnya memberatkan Agus Buntung terkait kasus dugaan pelecehan seksual terhadap mahasiswi berinisial MA.

Bahkan kabar terbaru menyebut total wanita yang mengaku pernah dilecehkan oleh Agus adalah 13 orang.

"Jumlah yang menyampaikan ke kami, ditotalkan dengan yang di-BAP itu ada 13 totalnya (wanita mengaku dilecehkan Agus). 

(Jumlah anak yang mengaku dilecehkan Agus) yang sudah terkonfirmasi dua, bertemu dengan orang tua dan anaknya. 

Tapi ada satu informasi lagi yang disampaikan oleh masyarakat, ada satu lagi (anak korban)," kata Ketua komisi disabilitas daerah, Joko Jumadi.

Diungkap oleh Joko, di antara 13 terduga korban Agus Buntung, ada yang masih di bawah umur.

Khusus untuk korban anak, Agus disinyalir punya modus berbeda.

"Sebagian besar sama (korban bercerita soal modus Agus Buntung). 

Cuma ada satu korban yang anak itu modusnya (pelaku) itu menjadi pacar (Agus Buntung). 

Kemudian terjadi pelecehan seksual untuk anak-anak," imbuh Joko Jumadi.

Joko menyebut kekerasan seksual yang diduga dilakukan IWAS pertama terjadi pada 2022 dengan korban satu anak.

Kasus-kasus yang lain disebut terjadi pada tahun 2024.

Dia menambahkan, berdasarkan keterangan korban, IWAS melakukan kekerasan seksual dengan modus komunikasi verbal yang dapat memengaruhi psikis.

"Untuk yang anak-anak tiga orang, itu modusnya dipacarin. Apakah sudah disetubuhi atau tidak? Wallahualam," kata Joko. Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News