Sementara untuk mematangkan bagian dalamnya, wajan kerak telor akan di balik menghadap tungku arang hingga berwarna kecokelatan.
Menurut Hasan, inilah yang menjadi daya tarik keral telor. Yakni, karena keunikan proses masaknya.
"Ini bakal matang sempurna, luar dan dalam. Jadi inilah keunikannya, dia kalau di balik pun enggak tumpah," jelas Hasan.
Setelah matang, kerak telor akan dikeluarkan dari wajan menggunakan spatula.
Hasilnya, akan berbentuk mangkok seperti kerak nasi biasanya.
Di atas hidangan tersebut, Hasan menambahkan bawang goreng, abon, dan serundeng kelapa.
Praktis, satu kudapan kerak telor legendaris pun siap dihidangkan hangat-hangat.
Menurut Hasan, cita rasa hidangan kerak telor buatannya berbeda dari yang lain. Sebab, masih mempertahankan rasa otentik dan dimasak oleh orang Betawi asli.
Rasa penasaran itupun mendorong Warta Kota mencicipinya.
Dari segi rasa, kerak telor Hasan cukup gurih dan manis dari abon sapi yang ditaburkan di atasnya.
Kerak telor itu juga memiliki ketebalan yang pas, tidak terlalu tipis, juga tidak tebal.
Saat digigit, sensasi hangat yang bercampur wangi langsung meneruak. Membuat lidah tak berhenti mengunyah dalam satu kali gigitan saja.
Campuran beras ketan dalam kerak telor itu juga sangat mengenyangkan bagi siapapun yang menikmatinya.
Jika anda suka beras ketan yang lumat, anda mungkin bisa meminta kepada Hasan agar menambahkan airnya saat merebus ketan.
Pasalnya di kudapan aslinya, beras ketan tersebut beberapa ada yang masih garing sehingga menambah kesan "kres" saat dimakan.