Daftar 3 Anggota DPR yang Jadi 'Buronan' Pendemo, 2 dari PAN, Ada yang Rumahnya Dijarah Warga

Ketiganya dianggap menyakita hati rakyat karena menyebut rakyat tolol hingga berjoget saat tunjungan mereka naik

Editor: Joseph Wesly
(Tangkap layar Kompas TV/Tangkap layar TV Parlemen)
DIBURU WARGA- Kolase Eko Patrio, Sahroni dan Uya Kuya. Ketiga anggota DPR ini kini diburu warga.(Tangkap layar Kompas TV/Tangkap layar) 

TRIBUN TANGERANG.COM, JAKARTA- Tiga orang anggota DPR RI menjadi orang yang paling dicari oleh para pendemo.

Ketiganya dianggap menyakita hati rakyat karena menyebut rakyat tolol hingga berjoget saat tunjungan mereka naik.

Bahkan tunjangan perumahan untuk anggota DPR mencapai Rp 50 jua per bulan.

Ketiganya dianggap ebagai simbol sikap DPR yang jauh dari penderitaan rakyat.

Lantas siapa saja ketiga anggota DPR RI tersebut?

1. Ahmad Sahroni

Wakil Ketua Komisi III DPR RI ini menempati posisi paling atas dalam daftar amarah publik.

Ucapannya yang menyebut seruan pembubaran DPR sebagai “mental orang tolol sedunia” membuat gelombang kritik tak terbendung.

Ketika demonstrasi memuncak, kabar keberangkatannya ke luar negeri ikut memicu kemarahan.

Foto dirinya di bandara yang disebut menuju Singapura viral dan dipakai netizen sebagai bahan sindiran.

Puncaknya, rumah mewahnya di kawasan Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, dijarah massa pada Sabtu (30/8/2025) petang.

Baca juga: Rumah Ahmad Sahroni Dijarah Massa Dapilnya, Action Figure Iron Man Rp 400 Juta Diseret tanpa Kepala

Gerbang rumah dijebol, kaca jendela dipecahkan, dan sejumlah barang mewah mulai dari tas branded, jam tangan, hingga patung koleksi Iron Man ikut dijarah.

2. Eko Hendro Purnomo (Eko Patrio)

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI sekaligus Sekjen PAN ini juga masuk dalam daftar “buruan” demonstran. Di berbagai orasi, namanya kerap disebut bersama Sahroni dan Uya Kuya.

Massa menilai Eko tak menunjukkan keberpihakan di tengah gelombang protes. Citra dirinya sebagai komedian yang pernah dekat dengan publik kini berbalik menjadi sindiran tajam.

Di media sosial, ia dijuluki “pejabat yang joget saat rakyat menjerit,” merujuk pada momen ia berjoget dalam Sidang Tahunan MPR 2025.

3. Surya Utama (Uya Kuya)

Anggota Komisi IX DPR RI ini menjadi sasaran kemarahan publik lantaran pernyataannya soal gaji Rp3 juta yang disebutnya “tidak besar.”

Bagi massa aksi, ucapan itu dianggap meremehkan realitas rakyat kecil.

Sebagai figur publik yang sebelumnya dikenal dekat dengan masyarakat lewat layar kaca, perubahan sikapnya setelah masuk ke parlemen dipandang sebagai pengkhianatan.

Tak heran namanya ikut diteriakkan dalam demonstrasi dan bahkan muncul dalam komentar netizen saat rumah Sahroni digeruduk.

Simbol Kekecewaan Rakyat

Tiga nama ini menjadi simbol jarak yang makin lebar antara rakyat dengan parlemen. Massa aksi menjadikan mereka sebagai representasi kritik terhadap gaya hidup mewah, ucapan kontroversial, hingga sikap tak peka terhadap jeritan publik.

Gelombang tuntutan tak berhenti di jalanan, tetapi juga meluas ke dunia digital. Dari orasi hingga trending topic media sosial, figur-figur DPR ini seolah “diburu” bukan dengan senjata, melainkan dengan suara rakyat yang menuntut tanggung jawab.

Catatan: Kutipan dari netizen dan demonstran dalam artikel ini merupakan representasi opini publik yang beredar di media sosial dan ruang demonstrasi. Pernyataan tersebut tidak mewakili kebenaran hukum atau sikap resmi

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com'

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved