Bapak dan Anak Kompak Bikin Heboh, Sebut Sri Mulyani Agen CIA dan Kecilkan Masyarakat Pendemo

TRIBUN TANGERANG.COM, JAKARTA- Putra Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa, Yudo Sadewa menjadi sorotan publik.

Pria berkacamata itu menjadi sorota  setelah unggahan di akun Instagram pribadinya viral karena menyebut adanya ada agen CIA yang menyamar menjadi menteri.

Tak hanya itu, dia juga mengungah ucapan “Alhamdulillah, ayahku melengserkan agen CIA Amerika yang menyamar menjadi menteri,” yang kemudian tersebar luas di berbagai platform seperti Instagram dan X.

Merunut pernyataan itu, Yudo Sadewa diduga menyebut bahwa Sri Mulyani lah anggota CIA yang menyamar menjadi menteri keuangan.

Diketahui bahwa sang ayah, Purbaya Yudhi Sadewa baru saja diangkat presiden menjadi Menteri Keuangan.

Aksi sang bocah tersebut langsung menjadi perbincangan hangat dan memicu reaksi luas di media sosial.

Sebagai Yudo Sadewa, yang dikenal sebagai trader sekaligus konten kreator, menulis kalimat kontroversial yang diduga menyindir mantan Menkeu Sri Mulyani, yang kini digantikan oleh ayahnya. 

Kegembiraan Yudo atas pencapaian sang ayah menjadi Menteri Keuangan juga tercermin dalam postingannya, "Alhamdulillah ayah jadi Menteri," yang diunggah bersamaan dengan capture berita dari media online.

Namun, tidak lama setelah viral, akun Instagram @yvdos4dewa miliknya yang memiliki 83 ribu pengikut dan 82 konten tiba-tiba hilang dari platform tersebut.

BEM UI MINTA PURBAYA DICOPOT

Baru sehari menduduki kursi Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa sudah diminta agar dicopot oleh Prabowo.

Pernyataan itu meluncur dari mulut Purbaya Yudhi Sadewa Kepala Kajian Strategis BEM Universitas Indonesia, Diallo Hujanbiru

Pemintaan itu dilayangkan Diallo saat aksi demo #RakyatTagihJanji yang diinisiasi mahasiswa UI dan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta di depan Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (9/9/2025).

Massa mahasiswa UI serta mahasiswa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mulai tiba sekitar pukul 14.30 WIB di depan Gedung DPR RI.

Mereka menuntut agar DPR RI memenuhi tuntutan rakyat 17+8, yang mana sebagian poinnya sudah deadline sejak 5 September 2025.