Kesehatan

Heels Terlalu Tinggi Bisa Bahayakan Kaki, Waspadai Gejala Varises yang Sering Tak Disadari

Yuliardy mengatakan Varises tidak hanya memengaruhi penampilan, tetapi masalah kesehatan serius yang lebih banyak dialami oleh wanita.

TribunTangerang.com - Wartakota Network/Ikhwana Mutuah Mico
Dokter Bedah Vaskular Yuliardy Limengka (TribunTangerang.com - Wartakota Network/Ikhwana Mutuah Mico).   

Laporan Wartawan
TribunTangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico

TRIBUNTANGERANG.COM, CIPUTAT - Sekitar 60 persen penderita varises adalah perempuan, menurut Dokter Bedah Vaskular Yuliardy Limengka menyebutkan, banyak dari mereka tidak menyadari kondisi ini hingga muncul gejala yang mengganggu.

Yuliardy mengatakan Varises tidak hanya memengaruhi penampilan, tetapi masalah kesehatan serius yang lebih banyak dialami oleh wanita.

Ia menjelaskan Varises adalah pelebaran dan kerusakan pembuluh darah vena, umumnya terjadi di kaki, akibat gangguan aliran darah balik ke jantung. Darah yang menggenang ini kemudian memicu pembengkakan, perubahan warna kulit, hingga luka kronis jika tidak ditangani.

Menurutnya, faktor hormonal memegang peranan besar dalam tingginya prevalensi varises pada wanita.

"Setiap bulan, wanita mengalami fluktuasi hormon estrogen dan progesteron yang memengaruhi elastisitas pembuluh darah. Kondisi ini diperparah saat kehamilan, di mana lonjakan hormon membuat pembuluh darah lebih mudah melebar," jelas Yuliardy kepada TribunTangerang.com saat ditemui di TSpace, Ciputat (21/9/2025).

Selain itu, lanjut Yuliardy, saat hamil terjadi tekanan besar di area perut yang menghambat aliran darah dari kaki ke jantung. Akibatnya, darah tertahan di tungkai bawah dan memperbesar risiko munculnya varises.

Ia mengatakan, kehamilan berulang juga meningkatkan risiko. Wanita yang telah melahirkan lebih dari tiga anak berada dalam kategori berisiko tinggi. 

“Setiap kali hamil, tekanan pada vena meningkat. Jika ini terjadi berulang, pembuluh darah semakin lemah dan akhirnya rusak permanen,” tambah Yuliardy.

Baca juga: Varises Bukan Sekedar Estetika saja, Tapi bisa Sebabkan Bengkak dan Luka bila Diabaikan

Selain faktor biologis, ia menyebut gaya hidup modern wanita turut memperburuk kondisi. Penggunaan sepatu hak tinggi dalam waktu lama, meskipun terlihat modis, ternyata berdampak buruk pada kesehatan pembuluh darah kaki.

“High heels membatasi gerakan otot betis. Padahal, otot betis berperan penting sebagai pompa darah alami menuju jantung. Kalau tidak aktif bergerak, darah tertahan di kaki dan berpotensi menyebabkan varises,” jelasnya.

Yuliardy mengungkapkan wanita kantoran yang duduk terlalu lama tanpa peregangan juga berisiko tinggi, terutama bila dikombinasikan dengan kebiasaan menggunakan sepatu hak tinggi setiap hari.

Untungnya, varises dapat dicegah dan ditangani sejak dini. Bagi wanita, langkah pencegahan dapat dimulai dengan mengurangi penggunaan sepatu hak tinggi secara berlebihan, karena tekanan pada kaki dapat memperburuk kondisi pembuluh darah. 

Selain itu, Yuliardy mengingatkan penting untuk melakukan peregangan atau stretching setiap 2 hingga 3 jam, terutama saat bekerja dalam posisi duduk atau berdiri terlalu lama. Pemilihan alas kaki juga perlu diperhatikan, di mana disarankan menggunakan sepatu dengan tumit rendah, idealnya tidak lebih dari 3 sentimeter. 

"Jika sudah mengalami gejala, langkah pertama adalah melakukan USG pembuluh darah untuk mengetahui tingkat kerusakan vena. Salah satu metode penanganan modern yang minim risiko adalah terapi ablasi laser, yang bisa memperbaiki pembuluh darah tanpa operasi terbuka," ungkap Yuliardy.

Baca juga: 7 Olahraga Kardio yang Baik untuk Menjaga Kesehatan Jantung

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved