Sejarah Bandara Kertajati yang Disebut AHY 'In The Middle of Nowhere', KDM Sebut Peuteuy Selong

Viralnya istilah tersebut berawal dari ucapan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)

Editor: Joseph Wesly
(Tribun Jabar / Eki Yulianto)
PROFIL BANDARA KERTAJATI- Bandara Kertajati Majalengka yang tak beroperasi untuk penerbangan komersil jadi tempat wisata dadakan saat libur lebaran 2022/(Tribun Jabar / Eki Yulianto) 

TRIBUNTANGERANG.COM, MAJALENGKA- Ramai soal Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kabupaten Majalengka yang disebut 'The Middle of Nowhere'.

Diketahui ucapan soal 'the middle of nowhere' kini viral di media sosial.

Viralnya istilah tersebut berawal dari ucapan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

AHY kala itu menyoroti soal sepinya aktivitas di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kabupaten Majalengka.

Ketum Partai Demokrat itu mencoba mengurai benang kusut  yang menjadi penyebab utama bandara tersebut tidak sepi meski memiliki fasilitas mewan dan megah.

The Middle of Nowhere sendiri merupakan bahasa Inggris. Kalimat tersebut bisa diartikan sebagai jauh dari mana-mana sehingga sepi.

Dia mengatakan bahwa sepinya BIJB Kertajati adalah karena adanya kesalahan dalam pemilihan lokasi. 

Lokasi pembangunan BIJB Kertajati yang berada di Kabupaten Majalengka tersebut tidak diimbangi dengan perencanaan matang, khususnya dalam hal integrasi infrastruktur dan akses transportasi menuju bandara

Dibangun dengan nilai investasi mencapai Rp2,6 triliun di luar dari dana tambahan Pemrov Jawa Barat untuk membebasan lahan dan lainnya, biaya besar yang dikeluarkan justru tidak menghasilkan laba.

“Siapa yang pernah ke sana? Seperti apa Kertajati? Sepi? Tapi bagus kan? Besar, bagus, megah, tapi in the middle of nowhere, di Majalengka, kawasan Rebana (Cirebon, Patimban, Kertajati) namanya,” ujar AHY, Jumat (24/10/2025) dalam konferensi pers “Satu Tahun Kinerja Pemerintahan Prabowo-Gibran” yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Kemenko Infrastruktur dan Pengembangan Kewilayahan.

“Mungkin awalnya dulu kurang terintegrasi, bandaranya dibangun tapi konektivitasnya terlambat, sehingga tanggung,” jelasnya.

“Kalau begitu, mending di Jakarta sekalian. Akhirnya ditinggalkan, sepi. Padahal infrastrukturnya lengkap, tapi kawasan sekitarnya belum hidup,” lanjut AHY.

Bikin Rugi Pemprov Jabar Rp 60 Miliar Per Tahun

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi juga menyinggung kondisi Bandara Kertajati yang disebutnya kini ibarat peuteuy selong  istilah dalam Bahasa Sunda yang menggambarkan sesuatu yang besar namun kosong melompong.

“Majalengka ke sananya sudah ada bandara. Padahal sekarang udah berubah jadi peuteuy selong. Kenapa jadi begitu? Karena nggak ada pesawatnya, nggak maju-maju,” ujar Dedi dalam sebuah acara di Majalengka.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved