Dosen Untag Semarang Tewas
4 Kebohongan AKBP Basuki Soal Kematian Dosen Untag Semarang Mulai Terbongkar
Sejumlah kebohongan yang disampaikan oleh AKBP Basuki atas kematian Dosen Untag Semarang, Dwinanda Linchia Levi berlahan mulai terbongkar.
TRIBUNTANGERANG.COM - Sejumlah kebohongan yang disampaikan oleh AKBP Basuki atas kematian Dosen Untag Semarang, Dwinanda Linchia Levi berlahan mulai terbongkar.
Dwinanda Linchia Levi sendiri ditemukan dalam kondisi tergeletak tanpa busana pada Senin (17/11/2025).
AKBP Basuki juga merupakan saksi kunci dalam kematian dosen Untag Semarang, meskipun beberapa keterangan yang disampaikan ke polisi kini terungkap kebenarannya.
Meski begitu status AKPB Basuki akan diputuskan setelah pihak kepolisian Polda Jateng akan melakukan gelar perkara dalam kasus ini.
Berikut ini beberapa kebohongan yang disampaikan oleh AKBP Basuki yang mulai terungkap kebenarannya;
Mengaku Hanya Menemukan Korban
AKBP Basuki sendiri memang orang pertama yang melaporkan kematian korban ke kepolisian, hanya ia sempat menyampaikan jika hanya menemukan korban.
Kini berdasarkan pemeriksaan kepolisian ternyata ucapan Basuki adalah bohong, sebab faktanya AKBP Basuki yang menyaksikan detik-detik kematian Dwinanda Linchia Levi.
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, mengungkapkan bahwa AKBP Basuki berada satu kamar dengan Dwinanda saat peristiwa tragis itu terjadi. Hal ini disampaikan Artanto pada Jumat (21/11/2025).
“Iya, dia melihat detik-detik kematian. AKBP B merupakan saksi kunci baik dalam penyelidikan pidana maupun etik,” jelasnya.
Baca juga: Keluarga Ungkap Kejanggalan Sikap AKBP Basuki Setelah Dosen Untag Semarang Ditemukan Tewas
Sembunyikan Hubungan Asmara
Sebelumnya, AKBP Basuki sempat memberikan pengakuan jika tak memiliki hubungan asmara dengan Dosen Untag Semarang Dwinanda Linchia Levi.
Basuki menyampaikan jika kedekatannya dengan Levi hanya rasa simpati karena orang tua Levi meninggal dunia.
“Saya sudah tua. Tidak ada hubungan seperti yang orang pikirkan," kata AKBP Basuki.
Namun kini terungkap fakta jika keduanya telah menjalin asmara selama lima tahun. Hal ini disampaikan oleh Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto.
"Benar ada hubungan asmara dan tinggal satu rumah. Itu disampaikan langsung oleh AKBP B saat pemeriksaan,” ujar Artanto di Mapolda Jateng, Kamis (20/11/2025).
Keterikatan Administrasi
Meski bukan berstatus pasangan suami istri, ternyata ditemukan fakta jika AKBP Basuki dengan Dosen Untag Semarang Dwinanda Linchia Levi masuk dalam satu Kartu Keluarga (KK).
Bahkan keluarga keluarga korban pun tak mengetahui hubungan keduanya bahkan masuk dalam satu KK, padahal Basuki sudah punya istri.
"Jadi sampai saat ini keluarga tidak tahu apakah ada hubungan asmara atau hubungan khusus," kata Kuasa hukum keluarga Dwinanda Linchia Levi, Zainal Abidin Petir
"Hanya mulai menebak-nebak, karena kok sampai satu KK, sementara dia (AKBP B) masih ada istri dan satu anak," kata Zainal dalam Kompas Petang di Kompas TV, Sabtu (22/11/2025).
Kecurigaan keluarga lalu berlanjut setelah ditemukan bahwa Levi dan AKBP Basuki tinggal satu kamar.
Pihak keluarga lantas bertanya-tanya apakah keduanya memang memiliki hubungan asmara.
Zainal menambahkan Levi selama ini hanya memiliki dua orang kakak, sementara kedua orang tuanya telah meninggal dunia.
Kedua kakak Levi juga sama sekali tak pernah mendengar hubungan asmara Levi dengan seorang polisi.
Baca juga: AKBP Basuki Ternyata Saksikan Detik-detik Kematian Dosen Untag, Polisi Segera Gelar Sidang Etik
Menggelak dari Pelanggaran Kode Etik
AKBP Basuki sendiri mengaku tak tinggal satu atap Dwinanda Linchia Levi tanpa adanya ikatan perkawinan.
Namun fakta yang diungkap polisi ternyata keduanya justru sudah tinggal bersama selama lima tahun.
Terkait hal itu kini, AKBP Basuki menjalani penempatan khusus selama 20 hari kedepan.
Penahanan itu dilakukan karena AKBP Basuki yang merupakan Kepala Subdirektorat Pengedalian Massa Dalmas Direktorat Samapta Polda Jateng itu telah melakukan pelanggaran berat.
Pelanggaran tersebut yakni menjalin hubungan dengan wanita lain meski sudah berkeluarga.
"Pelanggarannya adalah yang bersangkutan tinggal dengan wanita tanpa ikatan perkawinan yang sah," kata dia.
Perbuatan AKBP Basuki ini, kata dia, merupakan pelanggaran kode etik yang berat karena menyangkut masalah kesusilaan dan perilaku di masyarakat.
Hubungan gelap AKBP Basuki dan korban sudah terjalin sejak 2020 saat terjadi pademi Covid-19. Meski begitu, pihak kepolisian akan mencari keterangan dari pihak lain.
"Untuk membuktikan keterangan itu, kami melakukan pemeriksaan kembali dan harus dilengkapi dengan bukti-bukti pendukung. Sehingga kronologis ini benar-benar betul dapat kita runtut pasalan maupun kronologis awal komunikasi maupun hubungan asmara ini," jelas Artanto.
Ia juga menegaskan bahwa selama menjalin hubungan terlarang itu, AKBP Basuki dan Dwinanda tinggal satu atap.
(Tribuntangerang.com/TribunBogor/Tribunnews.com)
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News
| Obat-obatan Ditemukan di Kamar Dosen Untag Semarang, Forensik Polda Jateng Turun Tangan |
|
|---|
| AKBP Basuki Terancam Dipecat 4 Tahun Jelang Pensiun Akibat Hubungan Terlarang dengan Dosen Dwinanda |
|
|---|
| Dosen Dwinanda Disebut Sejawat Terobsesi Jadikan Polisi sebagai Pasangan Hidup |
|
|---|
| Dosen Dwinanda Sudah Diingatkan Sejawat Jangan Pacaran dengan Polisi Beristri tapi Dicuekin |
|
|---|
| Fakta Memilukan Kematian Dosen Dwinanda, AKBP Basuki Ada di Samping Korban Jelang Kematiannya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tangerang/foto/bank/originals/AKBP-Basuki4.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.