Keluarga Besar Ojek Tangsel Gelar Deklarasi Damai di Depan DPRD Tangerang Selatan

Kita ingin mengamankan wilayah. Karena kita melihat di tempat lain sudah banyak banget

Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Joseph Wesly
TribunTangerang/Ikhwana Mutuah Mico
AKSI DAMAI- Puluhan ojek online yang tergabung dalam Keluarga Besar Ojek (KBO) Tangerang Selatan menggelar deklarasi damai di depan gedung DPRD Tangsel, (TribunTangerang.com - Wartakota Network/Ikhwana Mutuah Mico). 

Laporan Wartawan
TribunTangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico

TRIBUNTANGERANG.COM, SETU– Puluhan ojek online yang tergabung dalam Keluarga Besar Ojek (KBO)  Tangerang Selatan menggelar deklarasi damai di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tangsel, Setu, Senin (1/9/2025).

Ketua Keluarga Besar Ojek (KBO) Tangsel mengungkapakan kegiatan ini ungkap menyikapi maraknya aksi unjuk rasa yang berujung anarkis di sejumlah wilayah.

"Kita ingin mengamankan wilayah. Karena kita melihat di tempat lain sudah banyak banget pembakaran aset-aset rakyat maupun gedung DPR. Bahkan ada masyarakat yang kena imbasnya," ujar Jaja di area depan gedung DPRD, Setu, Tangsel, Senin (1/9/2025).

Jaja mengatakan, aksi anarkis yang terjadi dalam beberapa hari terakhir tidak merepresentasikan komunitas ojol yang sesungguhnya. 

Ia menegaskan, ojol sejati yang tergabung dalam komunitas resmi tidak pernah melakukan tindakan perusakan.

"Banyak yang di jalanan itu cuma pakai atribut saja. Jarang banget dari mereka yang punya aplikasi. Kalau ojol asli, kita itu tertata kalau demo. Kita orasi yang benar, tidak merusak fasilitas umum," tegas Jaja.

Langkah penarikan diri ini dilakukan, lanjut Jaja, demi menjaga hubungan baik antara ojol, masyarakat, dan aparat penegak hukum. 

Jaja menyayangkan munculnya stigma negatif terhadap ojek online akibat ulah oknum tak bertanggung jawab.

"Kita nggak mau dibenci, baik oleh masyarakat maupun aparat. Kita pengennya berdampingan, bukan bermusuhan," jelas Jaja.

Jaja menekankan pentingnya menjaga fasilitas umum, termasuk gedung DPRD yang menurutnya merupakan aset rakyat.

"Ini rumah kita, Tangsel. Gedung DPRD ini dibangun dari uang rakyat. Kalau dihancurkan, rakyat juga nanti yang susah. Berapa lama lagi mau bangun yang seperti ini?" tanya Jaja.

Terkait oknum yang mengatasnamakan ojol dalam aksi anarkis, Jaja meminta aparat memverifikasi keanggotaan dan keaslian profesi pelaku.

"Bisa dicek dari aplikasinya. Kalau dia nggak punya aplikasi, berarti bukan ojol, hanya oknum," minta Jaja.

Pada momen ini, Jaja mengeluh, sebab kondisi saat ini sangat mempengaruhi pendapatan para driver. Banyak mitra ojol memilih tidak keluar kota karena merasa was-was.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved