Bullying di SMPN 19 Tangsel

Masih dalam Penyelidikan, Polisi Belum Tetapkan Tersangka dalam Kasus Bullying di SMPN 19 Tangsel

Viktor Ingkiriwang menyebut pihaknya masih menunggu kesiapan keluarga korban untuk melanjutkan pemeriksaan, terkait kasus bullying di SMPN 19.

Penulis: Nurmahadi | Editor: Joko Supriyanto
ISTIMEWA/worldofbuzz.com
ILUSTRASI - Kapolres Tangerang Selatan AKBP Viktor Ingkiriwang menyebut pihaknya masih menunggu kesiapan keluarga korban untuk melanjutkan pemeriksaan, terkait kasus bullying di SMPN 19 Kota Tangerang Selatan, Banten.  

Hingga puncaknya pada 20 Oktober 2025, MH diduga dihantam menggunakan kursi besi oleh pelaku di kelas saat jam istirahat. 

Atas hal itu pun MH mengalami rabun mata sebelah kanan hingga harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit. 

Novitanti mengaku awalnya sang anak enggan menceritakan kasus bullying yang dialaminya. 

Sampai akhirnya dia mulai curiga lantaran MH kerap menabrak sesuatu saat sedang beraktivitas di rumahnya. 

"Saya bilang, 'Abang kenapa sih matanya kaya gitu? kalau jalan kejedot mulu?' terus dia jawab 'gapapa mah' dia belum ngaku," kata Noviyanti seraya memperagakan percakapan dengan anaknya. 

"Terus saya tanya lagi, 'Abang kenapa?' terus dia bilang 'tapi mama jangan kaget, jangan takut, jangan nyesek. Aku dijedotin sama temen aku'," sambungnya.

Baca juga: Cerita Ibu Korban Bullying di SMPN 19 Tangsel: Awalnya Pas MPLS, Anak Saya Dipukul Sampai Tiga Kali

Mendengar hal itu Noviyanti mengaku kaget dan terus mendalami terkait kejadian yang menimpa anaknya. 

"Terus saya mikir, kok dijedotin tapi ada di tengah ubun-ubun gitu. Terus dia bilang, 'bukan dijedotin mah tapi dipukul pake bangku', bangku yang kursi sekolah besi itu," katanya. 

Setelahnya Noviyanti memutuskan melakukan CT Scan untuk mengecek luka yang dialami MH. 

Dari hasil CT Scan diketahui bahwa MH telah mengalami gangguan syaraf hingga harus menjalani pemeriksaan MRE. 

"Waktu di rumah Columbus Asia BSD dia (MH) CT Scan, dari sana hasilnya diketahui kalau anak saya terkena gangguan syaraf, sehingga harus menjalani MRE," ungkapnya. 

Noviyanti mengatakan hal ini disampaikan kepada keluarga terduga pelaku yang sebelumnya telah sepakat untuk bertanggung jawab atas biaya pengobatan MH. 

Akan tetapi, keluarga terduga pelaku disebut enggan bertangung jawab dan menyerahkan sepenuhnya kepada keluarga MH. 

"Hasil ini disampaikan ke keluarga terduga pelaku untuk meminta bantuan biaya, namun keluarga terduga pelaku seakan lepas tanggung jawab dan malah meminta saya meminjam ke tetangga buat membayarnya," kata Noviyanti. 

Di samping itu Guru Bimbingan Konseling (BK) SMPN 19 Kota Tangerang Selatan, Sriwida menyebut peristiwa dugaan bullying itu terjadi pada 25 Oktober 2025 sekita pukul 09.00 WIB pagi. 

Baca juga: Kronologi Pelajar SMPN 19 Tangsel Masuk RS usai Jadi Korban Bullying Teman Sekelas

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved