Vaksinasi Covid19

Menko PMK: PTM Jangan Tunggu 100 Persen Peserta Didik Divaksin, Enggak Bakal Buka-buka Itu Sekolah

Pemerintah akan mempercepat pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi pendidik dan tenaga kependidikan.

Editor: Yaspen Martinus
kemenkopmk.go.id
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meminta seluruh satuan pendidikan untuk segera menyelesaikan pengisian ceklis kesiapan pelaksanaan PTM. 

TRIBUNTANGERANG, JAKARTA - Pemerintah akan mempercepat pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi pendidik dan tenaga kependidikan.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, percepatan vaksinasi bagi tenaga pendidik ini dilakukan untuk menyiapkan kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM).

Khususnya, di zona PPKM level 2 dan 3, seperti yang telah diperintahkan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.

Baca juga: Siapa Penganiaya Muhammad Kece? Penyidik Bakal Gelar Perkara dan Tentukan Tersangkanya

Menurut Muhadjir, jika tenaga pendidik di satuan pendidikan baik sekolah, madrasah dan pesantren sudah semuanya divaksin, maka pelaksanaan PTM wajib dilakukan.

"Kalau sudah 100 persen tenaga pendidik tervaksin, maka wajib melaksanakan PTM.""

"Tidak harus menunggu sampai 100 persen peserta didiknya divaksin."

Baca juga: Muncul Opsi Jalan Tengah Pemilihan Panglima TNI, Setara Institute: Bisa Jadi Persoalan Baru

"Saya rasa, kalau menunggu hingga semua tuntas, enggak buka-buka itu sekolah, madrasah dan pesantren" ujar Muhadjir melalui keterangan tertulis, Sabtu (18/9/2021).

Muhadjir memerintahkan Kemendikbudristek, Kemenag, Kemenkes, Pemda Kabupaten/Kota, Provinsi dan dinas-dinas terkait di daerah, berkolaborasi dalam mempercepat pelaksanaan vaksinasi bagi tenaga pendidik.

Dirinya menargetkan pelaksanaan vaksinasi untuk tenaga pendidik harus sudah selesai pada akhir September.

Baca juga: Muhammad Kece Dianiaya Tahanan Lain di Rutan Bareskrim, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

Seiring dengan PTM yang akan dilakukan, Muhadjir mengatakan nantinya pelaksanaan vaksinasi bagi peserta didik juga akan dikebut, disesuaikan dengan ketersediaan vaksin.

Dia berujar, jumlah peserta didik di Indonesia sudah pasri jauh lebih banyak dari pada jumlah tenaga pendidik.

Sehingga, apabila vaksinasi untuk tenaga pendidik sudah selesai, maka pelaksanaan PTM akan lebih aman untuk dilakukan.

Baca juga: Menteri Perdagangan: Aplikasi PeduliLindungi Belum Siap Diterapkan di Pasar Tradisional

"Setelah vaksinasi bagi tenaga pendidik selesai, maka siswa di atas 12 tahun hingga mahasiswa ini akan menjadi prioritas," ucap Muhadjir.

Dirinya meminta seluruh satuan pendidikan untuk segera menyelesaikan pengisian ceklis kesiapan pelaksanaan PTM.

Atas dasar tersebut, maka Satgas Covid Daerah segera melakukan asesmen kesiapan sekolah dan madrasah untuk menyelenggarakan PTM.

Baca juga: Timba Ilmu di Bali, Siswa Program ADEM Dukung PON XX Papua Berjalan Sukses

Hal itu sebagaimana diatur dalam SKB 4 Menteri tentang Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.

"Asesmen kelayakan PTM harus selesai pada akhir September 2021, seiring dengan target kita selesai vaksinasi tenaga pendidik dan kependidikan pada akhir September 2021," tutur Muhadjir.

Saat ini, berdasarkan data Pusdatin Kemenkes, per 13 September 2021, baru 62 persen atau sebanyak 3,42 juta pendidik dan tenaga pendidik yang sudah menerima vaksinasi.

Dari jumlah tersebut, 39 persen di antaranya sudah menerima 2 dosis vaksin.

Update Vaksinasi

Sejak program vaksinasi Covid-19 dimulai pada 13 Januari 2021, pemerintah sudah menyuntikkan dosis pertama kepada 77.417.488 (37,17%) penduduk hingga Jumat (17/9/2021).

Sedangkan dosis kedua sudah diberikan kepada 43.124.715 (21,19%) orang.

Dikutip dari laman kemkes.go.id, rencana sasaran vaksinasi Covid-19 di Indonesia adalah 208.265.720 penduduk yang berumur mulai dari 12 tahun.

Baca juga: Pemerintah Buka Lagi Pintu Masuk Orang Asing ke Indonesia, Wajib Divaksin Covid-19 Dosis Lengkap

Hal ini untuk mencapai tujuan timbulnya kekebalan kelompok (herd immunity).

Karena ketersediaan jumlah vaksin Covid-19 bertahap, maka dilakukan penahapan sasaran vaksinasi.

Untuk tahap pertama, vaksinasi Covid-19 dilakukan terhadap Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK).

Baca juga: Satgas: Jika Mampu Batasi Aktivitas Sosial, Dampak Varian Baru Covid-19 Takkan Picu Gelombang Ketiga

Yang meliputi tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, dan tenaga penunjang yang bekerja pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Berdasarkan pendataan yang dilakukan sampai saat ini, jumlah SDM Kesehatan yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19 adalah 1.468.764 orang, sedangkan populasi vaksinasi sebanyak 12.552.001 orang.

Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 14 September 2021, dikutip TribunTangerang dari laman Covid19.go.id:

DKI JAKARTA

Jumlah Kasus: 855.119 (20.5%)

JAWA BARAT

Jumlah Kasus: 699.185 (16.8%)

JAWA TENGAH

Jumlah Kasus: 477.894 (11.4%)

JAWA TIMUR

Jumlah Kasus: 391.446 (9.4%)

KALIMANTAN TIMUR

Jumlah Kasus: 154.897 (3.7%)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jumlah Kasus: 153.275 (3.7%)

BANTEN

Jumlah Kasus: 130.549 (3.1%)

RIAU

Jumlah Kasus: 126.392 (3.0%)

BALI

Jumlah Kasus: 110.613 (2.6%)

SULAWESI SELATAN

Jumlah Kasus: 107.235 (2.6%)

SUMATERA UTARA

Jumlah Kasus: 102.189 (2.4%)

SUMATERA BARAT

Jumlah Kasus: 88.400 (2.1%)

KALIMANTAN SELATAN

Jumlah Kasus: 68.445 (1.6%)

NUSA TENGGARA TIMUR

Jumlah Kasus: 61.617 (1.5%)

SUMATERA SELATAN

Jumlah Kasus: 59.090 (1.4%)

KEPULAUAN RIAU

Jumlah Kasus: 53.132 (1.3%)

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Jumlah Kasus: 49.954 (1.2%)

LAMPUNG

Jumlah Kasus: 48.254 (1.2%)

SULAWESI TENGAH

Jumlah Kasus: 45.036 (1.1%)

KALIMANTAN TENGAH

Jumlah Kasus: 44.505 (1.1%)

KALIMANTAN BARAT

Jumlah Kasus: 38.663 (0.9%)

ACEH

Jumlah Kasus: 36.185 (0.9%)

KALIMANTAN UTARA

Jumlah Kasus: 33.930 (0.8%)

SULAWESI UTARA

Jumlah Kasus: 33.594 (0.8%)

PAPUA

Jumlah Kasus: 33.201 (0.8%)

JAMBI

Jumlah Kasus: 29.142 (0.7%)

NUSA TENGGARA BARAT

Jumlah Kasus: 26.913 (0.6%)

BENGKULU

Jumlah Kasus: 22.902 (0.5%)

PAPUA BARAT

Jumlah Kasus: 22.728 (0.5%)

SULAWESI TENGGARA

Jumlah Kasus: 19.928 (0.5%)

MALUKU

Jumlah Kasus: 14.413 (0.3%)

SULAWESI BARAT

Jumlah Kasus: 11.932 (0.3%)

MALUKU UTARA

Jumlah Kasus: 11.882 (0.3%)

GORONTALO

Jumlah Kasus: 11.544 (0.3%). (Fahdi Fahlevi)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved