Visi Indonesia 2045
Kenalkan Anak Sejak Dini soal Literasi Membaca, Menulis, Iptek, Finansial dan Budaya. Apa Alasannya?
Bonus demografi dapat menjadi bonus besar bagi bangsa ini apabila sebagian besar usia produktifnya merupakan sumber daya manusia yang berkualitas.
Penulis: Ign Agung Nugroho | Editor: Hertanto Soebijoto
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA -- Pada tahun 2045 Indonesia akan memperingati dirgahayu 100 tahun kemerdekaannya.
Visi Indonesia 2045 menjadi negara berdaulat, maju adil dan makmur.
Banyak tantangan kedepan, terlebih saat ini Indonesia sedang memasuki bonus demografi.
Apakah bonus demografi ini akan membawa dampak positif bagi bangsa ini?
Hasil survey Badan Pusat Statistik Tahun 2020, jumlah penduduk Indonesia 270.20 juta jiwa.
Dimana usia produktif 15-64 tahun mendominasi jumlah penduduk Indonesia dari tahun 2021-2035.
Menurut C Ermayani Putriyanti.A.,M.Kes, Dosen Prodi S1 Administrasi Kesehatan Stikes Ngesti Waluyo, hal ini perlu disikapi oleh semua pihak.
Baca juga: Sebagian Besar Pengobatan Kanker Anak Butuh Kemoterapi, Efek Samping Bisa Ringan Hingga Berat
Pasalnya, bonus demografi dapat menjadi bonus besar bagi bangsa ini apabila sebagian besar usia produktifnya merupakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
"Namun apabila tidak disikapi saat ini, justru menimbulkan dampak negatif seperti meningkatnya kemiskinan, akibat banyaknya pengganguran, rusaknya lingkungan, dan dominasi tenaga asing akibat akibat penduduk tidak memiliki skill yang baik," kata Ermayani dalam webinar nasional kolaborasi 3 Institusi Pendidikan YAKKUM bertajuk
'Generasi Emas, Generaai Cerdas dan Berkarakter', pekan lalu.
Lebih lanjut ia memaparkan, generasi emas (gold generation) adalah generasi yang menentukan nasib bangsa Indonesia kedepan.
"Generasi Z dan generasi milenial adalah generasi yang akan menentukan nasib bangsa ini kedepan," katanya.
Generasi Z adalah generasi yang lahir pada tahun 1997-2012. Sedangkan generasi milenial adalah generasi yang lahir tahun 1981-1996.
Baca juga: Langkah Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak Kontak Erat Penderita Covid-19? Ini Penjelasan Dinkes DKI
Kedua generasi ini sangat familier dengan teknologi digital.
Hampir sebagian besar waktunya digunakan untuk berinteraksi dengan internet.
"Namun kemampuan teknologi digital tidak cukup tanpa dibarengi karakter dan kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja kedepan," ujar Ermayani.