Baru Sekitar 65 Persen Warga Jakarta yang dapat Mengakses Air Bersih, Targetnya 79,61 Persen
Jabatan Gubernur akan Habis Oktober ini, Target cakupan layanan 79,61 persen di akhir 2022, saat ini baru tercapai 65 persen.
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA -- Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI, Anthony Winza membahas peringatan air bersih sedunia.
Ia meminta Pemprov DKI Jakarta untuk fokus pada dua hal, yaitu tingkatkan kuantitas distribusi air dan benahi kasus kebocoran air di Jakarta.
"Kami rasa Hari Air Sedunia ini dapat dirayakan dengan kerja-kerja nyata. Jadi tidak sebatas formalitas saja. Ini momentum perbaikan dan peningkatan pengelolaan air. Kami minta Pemprov DKI Jakarta untuk fokus pada dua hal, yaitu tingkatkan kuantitas distribusi air dan benahi kasus kebocoran air di Jakarta," ucap Anthony pada keterangan tertulisnya, Rabu (23/2/2022).
Menurutnya, hal tersebut merupakan kebutuhan dasar dan hak asasi manusia. Jadi, ia mendesak Pemprov DKI agar segera penuhi hak warga untuk akses air bersih.
Baca juga: Dampak Relokasi Pipa pada Proyek MRT, Suplai Air Bersih Kembali Normal Secara Bertahap
Anthony mengungkapkan bahwa tingkat kebocoran air (NRW) selama 2021 berada dikisaran 46,67 persen.
Dia juga mengatakan bahwa baru sekitar 65 persen warga Jakarta yang dapat mengakses air bersih, masih jauh dari target Pemprov DKI Jakarta yang menargetkan cakupan layanan 79,61 persen di akhir 2022.
"Kami perlu mengingatkan Pemprov DKI atas target yang mereka rancang sendiri, harus dapat dicapai. Masih banyak yang belum dikerjakan padahal jabatan Pak Gubernur sudah mau selesai," kata Anthony.
"Sampai saat ini baru sekitar 65 persen warga Jakarta yang menikmati distribusi air bersih, masih jauh dari target Pemprov DKI yaitu 79,61 persen," jelas dia.
Baca juga: Sebanyak 200 KK Mendapatkan Pemasangan Langsung dan Memeroleh Air Bersih dari KCP Perumdam TKR
"Ini Ibukota, kok akses air bersih sulit sekali? Belum lagi kasus kebocoran air (NRW). Tingkat kebocoran air (NRW) di 2021 ada di sekitaran angka 46,67 persen," papar Anthony lagi.
"Ini naik dari tahun sebelumnya yakni dikisaran 45,06 persen. Tolonglah, yang seperti ini dibenahi. Air itu kan akan dipakai juga untuk kegiatan keagamaan, mandi, memasak. Apa tidak kasian dengan masyarakat yang kadang menerima air keruh, bahkan air sering mati?" tambah dia.
Sementara itu, Anthony mengimbau Pemprov DKI Jakarta untuk mendorong perubahan dengan memberikan dukungan penuh ke PDAM Jaya.
Dia berharap isu air bersih tidak jalan di tempat.
Baca juga: Rencananya Mulai Februari 2023, Pengelolaan Air Bersih Sepenuhnya Bakal Dikelola oleh PAM Jaya
Momentum air bersih ini juga harus dimaknai dengan kesadaran tinggi. Perlu adanya perubahan nyata untuk masyarakat khususnya di bidang pengelolaan air. PDAM Jaya perlu mengatasi masalah air dengan cepat dan tepat, butuh dukungan besar dari Pemprov DKI Jakarta.
"Jangan sampai momentum ini malah membuat kinerja Pemprov DKI Jakarta kelihatan jalan di tempat. Kami akan terus kawal karena air bersih adalah hak asasi warga Jakarta. Hak kita bersama," pungkasnya.(m27)