Bangga Produk Dalam Negeri

Setelah Disentil karena Pakai Barang Impor, Polri Kini Klaim Gunakan Produk Dalam Negeri

Polri memastikan lebih mengedepankan penggunaan produk dalam negeri dalam memenuhi kebutuhannya. Hal ini sesuai arahan Presiden RI.

Penulis: Desy Selviany | Editor: Ign Prayoga
Tribunnews.com/Igman Ibrahim
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo 

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG -- Polri memastikan telah mengikuti arahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk lebih mengedepankan penggunaan produk dalam negeri dalam memenuhi kebutuhannya.

Mayoritas keperluan Polri sudah menggunakan produk dalam negeri. Bahkan pemakaian produk dalam negeri mencapai 98 persen.

Hal itu dikatakan Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Dedi Prasetyo, Senin (28/3/2022).

Menurutnya, persentase anggaran belanja yang dikeluarkan untuk produk dalam negeri mencapai 98 persen.

Baca juga: Jadi Syarat Mudik, Masyarakat Berbondong-bondong Lakukan Vaksinasi, Pemprov DKI Pastikan Stok Cukup

Dia menuturkan, alokasi anggaran tersebut sesuai dengan standar dari Kemenko Maritim dan Investasi (Manives).

"Polri menggunakan produk dalam negeri yang sesuai target dari Kementerian Manives 40 persen belanja barang harus dibelanjakan untuk produk dalam negeri, Polri sudah melampaui itu," kata Dedi saat ditemui media di Kompleks Universitas Paramadina, Senin (28/3).

Dedi menjelaskan, dua persen dari alokasi anggaran diperuntukkan membeli sejumlah perlengkapan dari luar negeri karena belum ada produsen dalam negeri yang membuat perlengkapan tersebut.

Baca juga: Saat ini Sesar Lembang masuk ke fase pra-bencana, Patahan Aktif karena Bergeser Setiap tahun

Kebutuhan yang dimaksud yakni baju untuk tim penjinak bom yang memiliki standar keamanan yang sangat tinggi.

"Masih ada yang dibeli di luar negeri, hanya dua persen, karena belum diproduksi di dalam negeri, yaitu peralatan penjinak bom. Baju penjinak bom itu berstandar keamanan tinggi dan itu kan pengadaannya untuk Gegana yang ada di Mabes Polri dan 34 polda," ujar Dedi.

Dedi menambahkan, peralatan pada Unit Kimia, Biologi, dan Radioaktif (KBR) juga berstandar tinggi. Di antaranya baju unit KBR harus tahan radiasi.

"Baju-baju yang tahan radiasi itu yang memproduksi orang-orang atau negara-negara yang pernah berurusan dengan radiasi nuklir karena ini menyangkut keselamatan tinggi anggota," ucap Dedi.

Baca juga: Ahmed Zaki Iskandar Minta Petugas TPID Cek Ketersediaan dan Harga Pangan Jelang Ramadhan

Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo marah di depan kepala daerah, menteri, dan para pejabat lainnya saat memberikan pengarahan afirmasi bangga buatan Indonesia, di Bali, Jumat (25/3/2022).

Ketika hadirin bertepuk tangan untuk merespons ucapan Presiden, Jokowi membungkamnya. Jokowi sampai dua kali melarang hadirin tepuk tangan.

Jokowi marah karena banyak kementerian, pemda, dan BUMN yang membeli produk luar negeri alias impor.

Jokowi juga menyentil pengadaan CCTV yang harus diimpor, padahal ada alat serupa buatan dalam negeri. "Apa-apaan ini, dipikir kita bukan negara yang maju, CCTV saja impor," ujar Jokowi dikutip dari Tribunnews.com.

Baca juga: Operasi Pasar Minyak Goreng Curah untuk 29 Pedagang Bakal Digelar di Pasar Anyar Tangerang Besok

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved