Tangerang Raya
Emak-emak di Ciputat Timur Olah Sampah Pangan Rumah Tangga Jadi Pupuk Cair dan Padat
Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (SIL UI) melakukan kegiatan pengabdian masyarakat berupa pengolahan limbah pangan rumah tangga.
Penulis: Rizki Amana | Editor: Intan UngalingDian
Pengabdian masyarakat
Sebelumnya diberitakan, Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (SIL UI) melakukan kegiatan pengabdian masyarakat berupa pengolahan limbah pangan rumah tangga.
Kegiatan tersebut berlangsung di lingkungan Gang H Asep, RT 006/11, Kelurahan Rengas, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Jumat (15/4/2022).
"Jadi begini kami di institusi perguruan tinggi itu menanggung tiga beban yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat," kata dosen UI, Sri Setiawati, di Rengas, Jumat (15/4/2022).
"Dari pendidikan tentunya mahasiswa itu mendapatkan pengetahuan, setelah itu ketika sudah mendapatkan ilmu pengetahuan mencoba untuk melakukan penelitian dari pengetahuannya," katanya.
Sri Setiawati menjelaskan, setelah melakukan penelitian, mahasiswa memiliki inovasi baru yang bisa diterapkan di masyarakat.
"Nah pada hari ini, mahasiswa melakukan penerapan kepada masyarakat atas hasil penelitian yang dia lakukan," ujarnya.
Baca juga: 5 Ton Sampah dari Kali Mati Teluk Naga Cemari Lingkungan, Sampah Diangkut ke TPA Jatiwaringin
Baca juga: Arief R Wismansyah Resmikan Program Pencanangan RW Tanpa Sampah di Kota Tangerang
Inovasi yang dipraktikkan mahasiswa itu berupa teknologi lingkungan berbahan dasar limbah pangan rumah tangga.
Menurutnya, teknologi tersebut dapat membantu masalah sampah pangan yang dihasilkan rumah tangga.
Teknologi sederhana yang diterapkan yakni kompos takakura dan MoL yang mengolah sampah organik yakni sampah sayuran, sampah nasi dan lain sebagainya (sampah makanan) menjadi pupuk pupuk cair dan padat.
Sri menuturkan, teknologi itu mampu mengatasi masalah limbah pangan yang dihasilkan setiap rumah tangga.
Pupuk yang dihasilkan dari limbah pangan tersebut dapat dijadikan sebagai bahan penyubur tanaman berupa sayur mayur yang kemudian diolah menjadi makanan kembali.
"Jadi tentunya kita harus ada dan punya inisiatif gerakan-gerakan masyarakat dalam mengatasi permasalahan sampah, jadi tak hanya pemerintah saja," katanya.
Baca juga: Pabrik Dibangun di Bantargebang, Akan Olah 2.000 Ton Sampah Menjadi Bahan Bakar
Baca juga: 15 Indikator Penilaian Masyarakat Peduli Sampah di Kota Tangerang
Dia menjelaskan, sebagai lembaga perguruan tinggi yang memiliki inovasi-inovasi sederhana diharapkan dapat menerapkan teknologi untuk mengatasi masalah sampah di rumah masing-masing.
Inovasi teknologi itu juga mengajak masyarakat kota untuk tetap tetap melakukan kegiatan bercocok tanam.