Digitalisasi Pasar Tradisional akan Berperan Dalam Transaksi dan Pembayaran
Pandemi menyisakan dampak di berbagai sektor, tidak terkecuali bagi perdagangan di pasar tradisional.
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG – Pandemi menyisakan dampak di berbagai sektor, tidak terkecuali bagi perdagangan di pasar tradisional.
PT Solusi Pintap Indonesia (Pintap) perusahaan berbasis layanan data dan produk B2B (business-to-business) mencatat selama pandemi berlangsung di Indonesia, menunjukan bahwa omzet pedagang di pasar tradisional turun hingga 50 persen.
Penurunan omzet tersebut terindikasi terjadi di 285 kabupaten dan kota Indonesia.
"Dampak tersebut sangat disayangkan mengingat pasar tradisional merupakan potensi besar
untuk menopang perekonomian Indonesia," ujar Yunosuke Shigesato – Founder & Director Pintap, Senin (25/4/2022).
Baca juga: Pedagang Tahu Bulat Laris Manis Saat Terjadi Kebakaran di Pasar Gembrong Jakarta Timur
Pasar tradisional memiliki potensi yang tercemin dari besarnya jumlah pelaku pasar tradisional di Indonesia sebesar 3,6 juta, sekitar 60-70 persen transaksi perdagangan retail terjadi di pasar tradisional, potensi transaksi di pasar tradisional dapat berkontribusi hingga 60 persen dari Produk
Domestik Bruto Indonesia
"Potensi besar ini dapat dimanfaatkan ke depannya dan salah satunya adalah melalui peran
digitalisasi pasar tradisional," kata Yunosuke.
"Digitalisasi pasar tradisional akan sangat berperan dalam hal transaksi dan pembayaran serta dibutuhkan peran swasta dalam mewujudkannya," imbuhnya.
Menyikapi hal ini, Pintap mendorong pasar tradisional untuk bertransformasi secara digital.
Baca juga: Pasar Lama Kota Tangerang Sajikan Makanan dan Minuman Berbuka Puasa Ramadhan Menggugah Selera
Pintap menghubungkan dan menyediakan lebih banyak peluang antara klien dengan lebih dari 10.000 komunitas dan atau pelaku pasar tradisional di Indonesia, seperti: warung, grosir, penjual lapangan, freelance motoris, dan komunitas ibu-ibu.
Dalam hal digitalisasi pasar tradisional, Pintap berupaya untuk selalu mewujudkan jaringan di
pasar tradisional menjadi data dan aksi nyata.
Hal tersebut dimungkinkan karena Pintap memiliki platform sendiri di sisi pasar tradisional sehingga dimungkinan untuk memperoleh data primer dalam hal transaksi dan atribusi.
Yunosuke menyatakan tantangan di ekosistem pasar tradisional adalah bagaimana menciptakan infrastruktur dan atau jalur untuk memonetisasi berbagai peluang dari hulu atau klien untuk disalurkan ke pelaku ekonomi kecil di berbagai daerah untuk menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan dan beragam di Indonesia.
Baca juga: Jokowi Bagikan Bantuan Kemensos Disambut Antusias Warga di Pasar Anom Sumenep Jawa Timur
Hal ini merupakan landasan dalam menciptakan 2 skema model bisnis yakni Layanan Bisnis Berbasis Data (Software as a Service – SaaS) untuk Klien
Pintap membantu klien untuk melakukan lebih beragam aksi bisnis di pasar tradisional
dengan mendukung analisis data dan dukungan dalam aksi penjualan dan pemasaran
klien dan interaksi langsung pelaku pasar tradisional
"Kami membantu klien untuk melakukan aksi langsung dalam ekosistem pasar tradisional.
Kami percaya bahwa komunitas pasar tradisional memiliki kekuatan. Kami terus berkontribusi
untuk mencari sponsor yang membantu pertumbuhan komunitas usaha kecil dan menengah
di Indonesia," paparnya. (*)