Ramadan 2022

Dua Pemuda Ini Mantap Kendarai Motor Lawas untuk Tempuh Perjalanan Mudik Tangerang-Bojonegoro

Dua pemuda menempuh perjalanan mudik Tangerang-Bojonegoro mengendarai motor tahun 1980-an. Perjalanan Tangerang-Semarang mereka tempuh dalam dua hari

Penulis: Ign Prayoga | Editor: Ign Prayoga
Tribun Jateng/Budi Susanto
Wendy, pengendara Vespa lawas yang melakukan perjalanan mudik Tangerang-Bojonegoro saat beristirahat di jalan pantura Kendal-Semarang, Jumat (29/4/2022). 

TRIBUNTANGERANG.COM, SEMARANG -- Vespa Strada P 150 S dan Honda GL 100 terparkir halaman sebuah bangunan di tepi jalan pantura Kendal-Semarang, Jawa Tengah, di Jumat (29/4/2022) siang yang panas.

Dua kuda besi yang berjaya di tahun 1980-an tersebut dipenuhi barang bawaan khas kendaraan pemudik.

Di samping dua kendaraan lawas itu, dua pemuda bersandar di teras warung yang tutup.

Kelelahan terlihat di wajah kedua pemuda yang telah menempuh perjalanan ratusan kilometer menuju arah matahari terbit.

Baca juga: Gerai Seni Lukisan di Rest Area 260 B Brebes Jawa Tengah Tawarkan Lukisan Mulai dari Rp 300.000

Baca juga: Dishub DKI Bersumpah, Tidak Tahu ada Pemudik Pakai Kaus Bertuliskan Anies untuk Presiden

Mereka adalah Wendy Anariki (21) dan Putra Indra (22), pemuda asal Bojonegoro, Jawa Timur, yang bekerja di Tangerang.

"Saya tidak pulang dua tahun karena pandemi dan Lebaran kali ini pemerintah mengizinkan mudik jadi saya gas saja," kata Wendy dalam obrolan sembari melepas lelah.

Wendy dan Putra sepakat mudik naik motor masing-masing untuk melepas rindu bersama keluarga di Bojonegoro.

Kendaraan mereka bukanlah motor keluaran terbaru. Namun Wendy dan Putra pantang mundur.

Mengandalkan bensin campur doa dan tekad kuat, keduanya mengaspal menyusuri jalur pantai utara (pantura).

Di atas kertas, Tangerang dan Bojonegoro terpisah jarak kurang lebih 750 km. Saat berhenti di jalur pantura Kendal-Semarang, Wendy dan Putra sudah menempuh perjalanan kurang lebih 500 km.

"Sudah dua hari saya di jalan, mungkin Sabtu malam sampai di Bojonegoro," kata pemuda asal Purwosari Bojonegoro yang merantau sejak lulus SMK itu.

Sembari berbincang, Wendy menengok kuda besi tunggangannya. Scooter lawas tanpa cat itu dipenuhi debu.

Banyak kejadian yang dialami Wendy dalam perjalanan mudik kali ini. "Kadang ada masalah di mesin, kadang juga mogok. Ya saya jalani dan nikmati. Karena tujuannya bertemu keluarga," jelasnya.

Kehujanan, kepanasan, dan terjebak kemacetan adalah bagian dari perjalanan.

"Punyanya motor ini, ya saya bawa, kalau naik bus atau kereta pastinya biaya membengkak. Yang penting sampai dengan selamat dan bertemu keluarga," ucap lelaki ramah itu.

Adapun Putra yang mengendarai Honda GL 100 berkelir putih, mengatakan, kendaraan yang mereka gunakan sudah dipersiapkan jauh hari untuk menempuh perjalanan jauh.

"Perjalanan kami masih panjang untuk bertemu keluarga, mungkin belum ada separuhnya," ujarnya.

Pemuda berambut pendek itu menambahkan, setelah sampai di Bojonegoro, akan istirahat selama satu pekan.

"Setelah itu kami bersiap kembali ke Tangerang lagi, dan kembali mencari nafkah. Meski tak bawa banyak uang setidaknya bisa bertemu orangtua saat Lebaran," imbuhnya. (*)

Sumber: Tribunjateng.com

Baca juga: Contra Flow Digelar Sejauh 23 Km, Lajur ke Jakarta Dipakai untuk Dua Arah

Baca juga: Mobil Kijang Masuk Jurang 500 Meter, Ibu dan Dua Anaknya Tewas

Baca juga: Sistem Satu Arah di Tol Cipali Sebabkan Penumpukan Penumpang di Terminal Jatijajar Depok

Baca juga: Pemkot Tangsel Jamin Puskesmas dan Rumah Sakit Tetap Beroperasi 24 Jam Saat Lebaran

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved