Ledakan di SMAN 72 Jakarta

Status KJP Siswa Pelaku Ledakan SMA 72 Jakarta Belum Diputuskan, Ini Penjelasan Gubernur DKI

pelaku insiden ledakan bom rakitan di SMA Negeri 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, diketahui merupakan penerima bantuan pendidikan KJP.

Wartakotalive.com/ Yolanda Putri Dewanti
LEDAKAN BUKAN BULLYING - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan bahwa ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, tidak dipicu oleh tindakan pelaku karena menjadi korban perundungan atau bullying. Menurutnya dari hasil analisanya usai berbincang dengan rekan-rekan siswa F, pelaku peledakan, pemicunya karena pengaruh film dan faktor eksternal lain. 

TRIBUNTANGERANG.COM - Siswa berinisial F, pelaku insiden ledakan bom rakitan di SMA Negeri 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, diketahui merupakan penerima bantuan pendidikan Kartu Jakarta Pintar (KJP). 

Statusnya yang kini menjadi anak berhadapan dengan hukum (ABH) memunculkan pertanyaan mengenai kelanjutan haknya atas program tersebut.

Menanggapi hal itu, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyampaikan bahwa pihaknya belum mengambil keputusan terkait pencabutan atau kelanjutan KJP untuk F pasca peristiwa ledakan tersebut.

"Saya belum memutuskan apapun tentang hal itu," kata Pramono, Sabtu (15/11/2025).

Pramono tak mau buru-buru mengambil tindak lanjut penyaluran bantuan sosial pendidikan kepada F yang kini masih dirawat di rumah sakit. Polisi juga masih melakukan pendalaman terhadap kasus tersebut.

Sebelumnya, Pramono menegaskan bahwa insiden ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, tidak dipicu oleh tindakan perundungan atau bullying.

"Memang spekulasinya berbagai hal, tadi teman-teman SMAN 72 sendiri tadi juga membantah tidak benar dengan adanya bullying," ungkap Pramono usai membuka kegiatan Pengukuhan Pelajar Duta Tramtibum (Prabu) di JIEXPO Kemayoran, Kamis (13/11/2025).

Orang nomor satu di Jakarta itu menjelaskan, dirinya telah mendengar penjelasan langsung dari para siswa SMAN 72 bahwa tidak ada kejadian bullying yang menimpah Anak Berkonflik dengan Hukum (ABH) tersebut.

Baca juga: Ledakan di SMA 72 Jakarta, Harits Abu Ulya: Jangan Sensasional, Jadi Alarm Moral Dunia Pendidikan

Bahkan, dia menyaksikan video CCTV saat ABH masuk ke dalam SMAN 72 Jakarta.

Menurutnya, dari perilaku ABH terlihat bahwa pelaku hendak melakukan peledakan karena terinspirasi dari faktor eksternal.

"Tetapi kalau lihat dari video CCTV, kemudian juga persiapan 7 bahan peledak, memang saya yakin itu karena terinspirasi, terpengaruh oleh apa yang ditonton," jelas dia.

Dia juga menepis ada isu toleransi yang mendasari motif bagi ABH untuk melakukan peledakan di SMAN 72. 

Menurutnya, bahwa ABH terinspirasi dari faktor eksternal yang dikonsumsinya dan salah satunya adalah film.

"Ini enggak ada hubungan sama sekali dengan diskriminasi, tidak ada sama sekali dengan intoleransi," jelasnya.

Dengan begitu, Pramono meminta Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Nahdiana, untuk menindaklanjuti dugaan tersebut.

Harapannya, insiden serupa yaitu tindak kekerasan yang dilakukan pelajar tidak terulang kembali.

"Saya akan meminta Kepala Dinas Pendidikan, untuk dilakukan pendidikan dan pencegahan, karena yang seperti itu dampaknya sangat tidak baik," jelas dia.(m27)

 

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved