Hepatitis Akut Misterius

Hepatitis Akut yang Serang Anak Diduga Long Covid-19, Epidemiolog Minta Vaksin Digencarkan

Hepatitis akut misterius menyerang anak-anak, dan hingga kini penyebabnya belum diketahui. Ada hipotesis di mana salah satunya mengarah pada Covid-19

Penulis: Yaspen Martinus | Editor: Ign Prayoga
pexels/cdc-3992933
Mutasi virus bisa ditekan dengan menjalankan prokes dan vaksinasi 

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG -- Hepatitis akut misterius menyerang anak-anak, dan hingga kini penyebabnya belum diketahui.

Namun ada beberapa diagnosis dan hipotesis dari pakar kesehatan dan peneliti di dunia tentang penyebab hepatitis akut misterius, salah satunya mengarah ke Covid-19.

Hal ini disampaikan oleh epidemiolog Griffith University Dicky Budiman.

"Bahwa di antara sekian hipotesa dan diagnosis yang berbeda dari pada dokter, dan juga tim epidemiolog, salah satunya memang mengarah pada Covid-19," ungkapnya kepada Tribunnews, Rabu (4/5/2022).

Baca juga: Sebelum Meninggal, Mieke Wijaya Berpesan Ingin Merayakan Lebaran di Rumah

Baca juga: Ucapan Nia Zulkarnaen sesaat Sebelum Mieke Wijaya Dipanggil Sang Maha Kuasa

Oleh karena itu, Dicky menyebutkan perlu dilakukan mitigasi dan segera gencarkan vaksinasi anak, termasuk booster.

Bagi anak di bawah usia lima tahun, meskipun belum ada vaksin Covid-19 yang eligible, ada beberapa hal yang bisa dilakukan.

"Di antaranya pastikan anak-anak ketika masuk sekolah, orang dewasa yang tinggal bersama anak usia di bawah lima tahun harus sudah booster," tuturnya.

Karena, orang dewasa menjadi barirer atau pelindung efektif untuk sementara waktu, sambil menunggu vaksin yang eligible bagi anak-anak bawah lima tahun.

Selain itu, perlu penguatan protokol kesehatan, infrastruktur, ventilasi, dan sirkulasi udara, apalagi di dalam konteks mudik dan arus balik.

Baca juga: Berenang Bersama Teman-Temannya, Seorang Wisatawan Tewas Tenggelam di Pantai Anyer

Anak-anak harus dipastikan pergi dengan orang-orang yang memang sudah memiliki imunitas. Tidak harus tiga dosis, setidaknya dua dosis atau dalam kondisi ketaatan prokes yang cukup.

"Sembari tingkatkan deteksi dan surveilans ini. Hepatitis ada surveilans-nya, dan juga artinya kewaspadaan di unit kesehatan," papar Dicky.

Ia pun mengingatkan hal ini berlaku tidak hanya pada anak-anak, namun juga pada dewasa muda dan orang lanjut usia.

"Bicara Long Covid-19 ini memang pasca-infeksi tidak mesti lama, masa akutnya dan mediumnya menjadi harus ditingkatkan pemantauannya, sehingga bisa melakukan respons yang tepat dan cepat," paparnya.

Baca juga: Lalu Lintas di Puncak Padat, Polres Bogor Kembali Berlakukan Sistem One Way, Ganjil Genap Ditiadakan

Long Covid adalah gejala sakit berkepanjangan yang diderita penyintas Covid-19, meski sudah dinyatakan negatif berdasarkan hasil tes. (Aisyah Nursyamsi)

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved