Polemik Gorden Rp 48 Miliar

Formappi: Anggota DPR Jangan Mau Diperalat Penggagas Proyek Gorden Rp 48 Miliar

Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) mempertanyakan gorden macam mana yang akan dibeli DPR pakai anggaran Rp 48,7 miliar

Penulis: Ign Prayoga | Editor: Ign Prayoga
Istimewa
Peneliti Formappi Lucius Karus 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA -- DPR RI menyiapkan anggaran Rp 48,7 miliar untuk membeli gorden rumah jabatan anggota DPR.

Penganggaran gorden tercantum dalam situs LPSE DPR RI. Tender diberi nama 'Penggantian Gordyn dan Blind DPR RI Kalibata' berkode tender 732087.

Sekretaris Jenderal DPR Indra Iskandar menyatakan, gorden di rumah jabatan anggota dewan sudah 13 tahun tak diganti hingga kondisinya sudah tidak layak pakai.

Menanggapi rencana tersebut, Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) mempertanyakan gorden macam apa yang akan dibeli DPR RI menggunakan anggaran sebesar Rp 48 miliar.

Baca juga: Pengguna KRL Jabodetabek Masih Rendah di Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran

"Rumah dinas anggota DPR di Kalibata yang akan didandani gorden Rp 90 juta itu banyak yang tak ditempati oleh anggota DPR. Faktanya, banyak rumah dinas anggota DPR yang ditempati oleh kerabat maupun staf si anggota DPR," kata peneliti Formappi Lucius Karus dalam pesan yang diterima, Minggu (8/5/2022).

Maka, Lucius mengatakan, publik begitu sulit menerima penjelasan bahwa fasilitas gorden Rp 90 juta diklaim sebagai kebutuhan seluruh anggota DPR.

Apalagi rumah dinas pun kebanyakan tak ditempati oleh sang anggota DPR.

"Bagaimana bisa anggota DPR yang tidak menempati rumah dinas justru merasa perlu didandani oleh gorden mahal?" kata dia.

Baca juga: Hepatitis Akut Belum Ditemukan di Tangsel, Warga Diimbau Jangan Lengah

"DPR perlu bersuara terkait proyek ini. Jangan sampai citra DPR menjadi terpuruk oleh kebijakan yang tak dinikmati oleh anggota DPR tetapi oleh mereka yang terlibat merancang proyek," katanya.

"Anggota DPR jangan mau-mau saja dimanfaatkan demi nafsu pengadaan oleh penyelenggara anggaran DPR," imbuh dia.

Lucius kembali mengingatkan bahwa dengan pengadaan gorden senilai Rp 48 miliar itu tetap memperlihatkan wajah parlemen yang miskin kepedulian.

Baca juga: Polda Banten Catat 27 Kecelakaan dan Enam Korban Tewas Selama Operasi Ketupat Maung 2022

"Cuek dengan kondisi rakyat, jauh dari rakyat, tak punya sensitivitas, dan lain-lain. Semua penilaian yang muncul dari kecenderungan DPR mendandani diri dengan kemewahan akan menjadi bahan utama yang membuat citra DPR selalu akan terlihat jelek dan buruk," kata dia.

Dengan citra yang buruk, menurut Lucius, DPR akan sulit mendapatkan legitimasi atas kebijakan yang mereka buat.
Selain itu, publik juga akan kecewa karena ada kebijakan aneh serta konyol seperti pengadaan gorden ini.

"Maka jangan salahkan siapa-siapa jika DPR dianggap tak penting, tak berwibawa,  oleh rakyat. Lagi pula semua fasilitas mewah yang diberikan kepada DPR tak pernah berkorelasi dengan kinerja parlemen yang selalu tampak buruk," kata dia.

Baca juga: Kemenag Bantah Hoaks Dana Haji Dipakai untuk Bangun IKN, Siap Tempuh Jalur Hukum

"Ini juga jadi alasan kenapa dukungan bagi permintaan fasilitas seperti gorden tak akan mudah didapatkan oleh DPR dari rakyat Indonesia," katanya.

Sebelumnya diberitakan, DPR RI menyiapkan anggaran Rp 48,7 miliar untuk membeli gorden rumah jabatan anggota DPR.

Dari bujet sebesar ini, berati setiap rumah mendapat jatah Rp 90 juta untuk pengadaan penutup jendela dari pandangan luar.

Penganggaran gorden tercantum dalam situs LPSE DPR RI.Tender diberi nama 'Penggantian Gordyn dan Blind DPR RI Kalibata' berkode tender 732087.

Baca juga: Balita Terpisah dari Keluarga, Penjaga Pantai Tanjung Pasir Minta Orangtua Jangan Pernah Lengah

Sekretaris Jenderal DPR Indra Iskandar membuat pembenaran. Menurut dia, gorden di rumah jabatan anggota dewan sudah 13 tahun tak diganti hingga kondisinya sudah tidak layak pakai.

Karena kondisi gorden sudah tidak layak, sebagian anggota DPR mencopot dan membuang gorden di rumah jabatan mereka.

"Sebagian besar (rumah) tidak ada gordennya, sebagian hilang ataupun dibuang karena sudah lapuk dan sangat tidak memadai," kata Indra beberapa waktu lalu.

"Saya enggak tega menyampaikan, itu sudah 13 tahun, sudah seperti kain pel sebenarnya," imbuhnya.

Baca juga: Tak Semua Pengunjung Disiplin Buang Sampah, Pengelola Pantai Tanjung Pasir Kerahkan Pekerja Musiman

"Itu memang sangat tidak layak untuk gorden yang bisa menutup pandangan dari luar," ujar Indra.

Indra pun mengakui, banyak gorden yang sudah hilang dan tidak bisa dilacak keberadaannya karena kondisinya yang sudah sangat parah.

Tak ada penjelasan lebih detail bagaimana barang yang 13 tahun lalu dibeli menggunakan uang negara, bisa dibuang begitu saja oleh anggota DPR.

Indra mengatakan, hanya sebagian kecil rumah jabatan anggota DPR yang masih menggunakan gorden hasil pengadaan 13 tahun yang lalu.

Baca juga: Congkel Jendela Tetangga dan Incar Barang Berharga, Perempuan Remaja Asal Bekasi Ditangkap Warga

Saat ini, sebagian anggota DPR membeli sendiri penghalamg pandangan dari luar. "Sebagian anggota membeli secara pribadi," katanya.

Kondisi-kondisi yang digambarkan oleh Indra tersebut yang menjadi dasar munculnya anggaran Rp 48 miliar untuk beli gorden.

Pengadaan gorden rumah dinas DPR dilakukan lewat lelang. Pemenang tender proyek gorden rumah anggota DPR adalah sebuah perusahaan IT bernama PT Bertiga Mitra Solusi.

Dikutip dari laman resminya, PT Bertiga Mitra Solusi didirikan pada tahun 2014.

Baca juga: Kejari Tangerang Usulkan 4 Skema untuk Perbaikan Jalan Juanda yang Rusak Parah

Perusahaan ini telah melayani klien dari mulai BUMN, perusahaan swasta hingga instansi pemerintahan.

Dalam situsnya, PT Bertiga Mitra Solusi adalah penyedia dan kontraktor interior dan sistem integrator IT.

Perusahaan ini bertujuan untuk membantu kliennya dalam transformasi mekanik, listrik, dan digital.

Adapun beberapa proyek yang sudah dikerjakan oleh perusahaan ini di antaranya pemasangan Security Scan for Vehicles, MLAT Air Surveillance System, IOT Detection System, Image Assistance and Transfer Tray hingga yang terbaru pengadaan gorden beserta tirainya untuk DPR.

Baca juga: Sahroni Tegaskan Nasdem Dukung KPK Gelar Pendidikan Politik Cerdas Berintegritas

Kendati demikian, dalam situs belum dicantumkan soal spesifikasi gorden dan tirai untuk rumah dinas anggota DPR.

Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) menilai ada kejanggalan dalam lelang pengadaan gorden dan blind rumah dinas anggota DPR, di mana PT Bertiga Mitra Solusi ditetapkan sebagai pemenang lelang.

Pasalnya, harga yang ditawarkan PT Bertiga Mitra Solusi sebesar Rp 43,5 justru paling mahal dibandingkan dua kandidat lain, PT Sultan Sukses Mandiri Rp 37,7 miliar dan PT Panderman Jaya Rp 42,1 miliar.

Baca juga: Amri, Porter di Stasiun Pasar Senen Bersyukur Bisa Kembali Bekerja Setelah Dua Tahun Absen

Koordinator MAKI Boyamin Saiman mempertanyakan alasan tidak ditetapkannya empunya harga terendah sebagai pemenang.

"Terus terang saja agak aneh, ketika pengumuman pemenang yang jadi pemenang adalah penawar tertinggi," kata Boyamin. (Tribun Network/den/kps/wly)

Baca juga: Pertanyakan Pemenang Tender Berkode 732087, Boyamin Yakin Barangnya Mudah Didapat di Pasar

Baca juga: Gambaran Sifat Buruk Manusia di Tari Topeng Kelana Indramayu

Baca juga: Polda Banten Catat 27 Kecelakaan dan Enam Korban Tewas Selama Operasi Ketupat Maung 2022

Baca juga: Silaturahmi Sultan HB X dan Prabowo, Tak Bahas Masalah Politik dan Pilpres 2024

 

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved