Kecelakaan
Malam Sebelum Odong-odong Tertabrak Kereta Api, Warga Mencium Aroma Wangi di Sekitar Perlintasan
Warga Silebu mengaku merasa kejanggalan pada malam sebelum terjadinya kecelakaan odong-odong tertabrak KA yang menewaskan 10 orang.
Penulis: Rafzanjani Simanjorang | Editor: Ign Prayoga
TRIBUNTANGERANG.COM, KRAGILAN -- Peristiwa odong-odong tertabrak kereta api (KA) di Desa Silebu, Kabupaten Serang, Banten, merenggut 10 korban jiwa. Sembilan orang meninggal di lokasi kejadian dan satu orang meninggal dalam perawatan di rumah sakit.
Sepuluh korban jiwa merupakan warga Desa Cibetik, Kabupaten Serang, Banten.
Seorang warga Silebu yang akrab disapa Pak De mengaku merasa kejanggalan pada malam sebelum kejadian.
"Malam itu saya tengah nonton TV, tiba-tiba tercium aroma wewangian. Itu wangi sekali. Saya sempat tanya istri juga. Firasat saya sudah aneh, seakan terjadi sesuatu. Saya saat itu sudah bertanya-tanya," ucap Pak De saat ditemui Sabtu (30/7/2022).
Hal itu juga dibenarkan oleh warga lainnya. Bau wangi itu tercium sampai subuh, Selasa (26/7/2022).
"Coba tanya ibu di toko sebelah. Dia dan warga lain juga merasakan hal sama. Memang ada bunga anggrek di sekitar sini, tapi harumnya tidak dari bunga-bungaan itu. Selain bau harum, ada juga suara burung. Saya lalu memberi tahu keluarga agar hati-hati. Buat jaga-jaga karena firasat sudah tidak bagus," katanya.
Beberapa jam kemudian, kurang lebih pukul 11.00, sebuah odong-odong berpenumpang 30 orang tertabrak kereta api.
Kondisi saat itu sepi. Hanya ada beberapa orang berdagang di pasar Silebu yang berjarak sekitar enam meter dari lokasi.
"Tahu-tahunya ada musibah besar. Odong-odong tertabrak kereta api. Padahal warga sudah coba berhentiin. Tapi inilah musibah," katanya.
Setelah kecelakaan yang menewaskan 10 orang tersebut, warga Silebu secara swadaya telah memasang palang pintu di perlintasan kereta api.
Pantauan Tribuntangerang.com pada Sabtu siang, dua palang pintu dari arah berbeda telah dipasang di perlintasan kereta Cilebu.
Empat orang warga secara bergantian berjaga di sekitar perlintasan kereta tersebut.
Keempatnya telah mendapat jadwal kereta api melintasi Desa Silebu.
"Siang kecelakaan, malamnya langsung kami pasang. Itu juga swadaya dan inisiatif dari warga kampung ini," ujar Pak De, Sabtu (30/7/2022).
Menurut dia, warga inisiatif bergotong royong membuat palang pintu kereta tersebut.
Tujuannya tak lain agar kejadian atau kecelakaan serupa tak terjadi lagi.
Baca juga: Trauma Saksi Mata Kecelakaan Odong-odong, Tak Bisa Tidur, Makan, hingga Takut Melihat Kereta
"Kemarin juga pembahasan cukup alot perihal perlintasan. Kalau ini ditutup total, yang susah ya warga. Perlintasan ini cukup membantu mobilitas warga. Akhirnya kami memilih membangun ini," katanya.
Kecelakaan odong-odong tertabrak kereta di Silebu bukan yang pertama. "Dulu pernah, mobil ketabrak, tapi tidak ada korban jiwa," ujarnya.
Selain membangun palang pintu, warga juga kompak mengadakan tahlilan di pemukimannya.
Warga lainnya, Lastri mengatakan, warga menggelar tahlilan saat malam pertama, kedua, ketiga, hingga tahlilan tujuh hari untuk mendoakan korban kecelakaan.
"Meskipun keluarga korban adalah masyarakat Cibetik, tapi kami mau bersama-sama berdoa," kata dia.
"Kami juga kemarin tidak henti-henti berupaya membantu. Tidak ada membiarkan. Kita semua saling bantu di musibah ini dan ini sebagai kebersamaan kami," kata Lastri. (raf)