Kecelakaan Kereta
Keluarga Korban Kecelakaan Kereta Minta Tidak Hanya Dijamin Perawatan tapi juga Saat Kontrol di RS
korban meninggal dunia akibat kecelakaan odong-odong maut di Desa Silebu, Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, bertambah menjadi 10 orang
Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Lilis Setyaningsih
"Jadi sekarang fokusnya yang sehat saja, memang duka masih mendalam, tapi yang sehat ini juga kan butuh kasih sayang," ucapnya.
Tamin menerangkan, kondisi cucunya tersebut kini telah sadar dan kembali pulih secara perlahan, pasca tindakan operasi yang dilaluinya.
Meski masih dirawat di rumah sakit, namun Alina mulai aktif kembali dan telah dapat berkomunikasi dengan orangtuanya.
"Alhamdulillah, cucu saya yang satu lagi si Alina itu sudah sadar dari kemarin, sudah semakin sehat, sudah mau ngomong dan minta ini-minta itu," ungkap Tamin.
Baca juga: Perawatan Korban Luka Kecelakaan Odong-Odong Ditanggung Pemprov Banten dan Jasa Raharja
Baca juga: Suara Musik yang Keras Bikin Sopir Odong-odong Tak Mendengar Peringatan Warga Akan Adanya Kereta
Tamin pun menyampaikan permohonannya kepada seluruh dokter yang menangani Alina, agar dapat memastikan tindakan parawatan dilakukan dengan baik.
Sebab pihak keluarga, memiliki kekhawatiran akan kondisi pertumbuhan kesehatan cucunya itu di masa mendatang.
"Saya mohon dengan sangat kepada tim dokter, suster, seluruh petugas medis di RS Hermina bisa menangani cucu saya sebaik-baiknya," kata dia.
"Tapi yang masih terpikirkan sama saya, bagaimana nanti apakah cucu saya jadi akan cacat atau bagaimana kalau nanti bekas lukanya kambuh tiba-tiba di masa mendatang," tuturnya sambil mengusap air mata.

Berbagai pihak seperti PT Kereta Api Indonesia (KAI), Jasa Marga, Pemerintah Kota Serang, hingga Pemerintah Provinsi Banten, diharapkan dapat menjamin pengobatan Alina hingga dipastikan benar-benar sehat.
Bukan hanya biaya perawatan selama di rumah sakit yang diminta untuk dijamin, melainkan tanggungan biaya pengobatan seperti kontrol kesehatan, hingga konsultasi trauma akan kejadian juga diharapkan dapat dijamin.
"Kalau Jasa Marga, Pemkot Serang, dan lainnya sudah datang untuk menjamin biaya pengobatan cucu saya selama di rumah sakit. Tapi kan tidak hanya sampai disitu, cucu saya juga perlu kontrol, konsultasi psikolog, supaya bisa benar-benar kondisi tubuhnya sehat," jelas Tamin.
Baca juga: Penampakan Kereta yang Tabrak Odong-odong hingga Tewaskan 9 Orang di Cilebu Serang
Diberitakan sebelumnya, istri dan dua cucu Tamin, menjadi korban kecelekaan maut antara kereta api dan odong-odong.
Istri Tamin yang bernama Kadilah (48) merupakan salah satu korban meninggal dunia dalam peristiwa naas itu, sementara dua cucunya bernama Alina Ayu dan Putri Qaila Septiana yang sama-sama berusia 3 tahun menjadi korban dengan mengalami luka berat.
Namun setelah menjalani tindakan operasi dan perawatan insentif, Putri Qaila Septiana harus pergi meninggalkan ayah, ibu, dan kakeknya.
Sementara kondisi kesehatan Alina Ayu telah berangsur pulih dari masa perawatan di rumah sakit. (M28)