Kasus Brigadir J
Hasil Otopsi Pertama Brigadir J Bakal Dibandingkan dengan Hasil Otopsi Ulang dalam Sidang Pengadilan
Persatuan Dokter Forensik Indonesia berjanji akan membeberkan hasil otopsi pertama dan otopsi kedua jasad Brigadir J di pengadilan.
Penulis: Miftahul Munir | Editor: Intan UngalingDian
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Persatuan Dokter Forensik Indonesia berjanji akan membeberkan hasil otopsi pertama dan otopsi kedua jasad Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Perbandingan hasil otopsi jasad Brigadir J itu akan diungkap di ruang sidang pengadilan mendatang.
Brigadir J tewas ditembak di rumah dinas Inspekter Jenderal Ferdy Sambo, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, bulan lalu.
Ketua Persatuan Dokter Forensik Indonesia, Ade Firmansyah mengatakan, pihaknya akan membuka perbedaan hasil autopsi pertama dan kedua di persidangan.
"Tentu kami nanti akan lihat sama-sama ya pada saat kita perbandingkan di sidang pengadilan dari ahli yang pertama, yang melakukan otopsi pertama sekalipun juga kami yang melakukan otopsi ulang," kata Ade Firmansyah, Senin (22/8/2022).
Menurut Ade, timnya masih bisa mendapat gambaran luka cukup jelas saat dilakukan otopsi kedua.
Kemudian, luka itu dibandingkan dengan luka di foto dan melihat secara lamgsung serta gambaran mikroskopik.
Hasilnya, luka di tubuh Brigadir J sebelum tewas adalah luka tembakan bukan karena penganiayaan.
"Sehingga kalau dikatakan bagaimana apakah perbandingannya dengan otopsi pertama dengan otopsi kedua terus terang nanti kita sama-sama lihat di pengadilan," ujarnya.
Dia juga sudah memberikan keterangan kepada penyidik Bareskrim terkait dengan hasil otopsi ulang tersebut.
Ade Firmansyah mengaku siap membandingkan data otopsi pertama dengan data otopsi kedua.
"Kami melihat bahwa pada otopsi kedua ini luka-luka itu jelas masih bisa kita identifikasi baik itu sebagai luka tembak masuk maupun ada yang sebagai luka tembak luar," tuturnya.
Baca juga: Hasil Autopsi Ulang, Persatuan Dokter Forensik Indonesia: Brigadir J Hanya Alami Luka Tembak
Baca juga: Deolipa Yumara Bantah Gelar Konser Musik Aji Mumpung saat Nama Terkenal Jadi Kuasa Hukum Bharada E
Jarak tembak
Otopsi kedua atau otopsi ulang jasad Brigadir J itu dilakukan Persatuan Dokter Forensik Indonesia.
Menurut Ade Firmansyah mengatakan, bentuk jasad Brigadir J sudah tidak segar, sehingga dokter forensik kesulitan menentukan jarak tembak.
Jarak tembak itu berdasarkan luka tembakan di tubuh Brigadir J.
"Kalau jarak tembak kami sudah tidak bisa melihat lagi ya karena ciri-ciri luka yang kita temukan pada tubuh saat otopsi kedua bentuknya sudah dibersihkan dan sebagainya," katanya.
Kemudian, warna luka dan bentuknya juga sudah tidak asli lagi sehingga dokter forensik mengalami kesulitan.
Padahal, tim sudah berusaha melakukan intervensi untuk bisa menentukan jarak tembak pada luka yang terdapat di tubuh Brigadir J.
"Ciri luka yang ada di tubuh Brigadir J saat ini sudah tidak bisa kita interpretasi lagi kekerasan senjata api yang kita temukan di tubuhnya," ujarnya.
Persatuan Dokter Forensik Indonesia membeberkan hasil ekshumasi atau otopsi ulang jenazah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat di Lobby Bareskrim Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (22/8/2022) sore.
Baca juga: PDFI Nyatakan Tidak Ada Luka Penganiayaan pada Tubuh Brigadir Yosua
Baca juga: Dokter Forensik Sulit Tentukan Jarak Tembak Peluru Berdasarkan Bekas Luka di Tubuh Brigadir J
Ade Firmansyah mengatakan, pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap jenazah Brigadir Jsecara independen.
"Informasi yang bisa kami sampaikan dengan analisa dokter forensik bahwa kami bersifat independen, kami yakinkan tidak ada tekanan sehingga bisa kerja dalam empat Minggu," kata Ade.
Menurutnya, hasil pemeriksaan ulang tidak ditemukan luka lain selain tembakan senjata api pada tubuh Brigadir Yosua.
Dia memastikan, tidak ada kekerasan menggunakan senjata tajam atau kekerasan yang dialami Brigadir J.
"Kami sudah bisa pastikan dengan keilmuan forensik yang kami punya atas dugaan tindakan kekerasan pada tubuh Brigadir J tidak ada," ujarnya.
Ade menambahkan, ada empat luka tembak yang pelurunya keluar dan satu luka tembak proyektilnya masih bersarang di bagian punggung Brigadir J.
"Kami melihat arah peluru ada lima, satu luka tembak masuk (masih bersarang) dan empat luka tembak keluar," tutur Ade Firmansyah.